Pelaku Penembakan Pernah Kirim Surat ke Ketua MUI, Begini Isinya

Pelaku penembakan di kantor pusat MUI, Jakarta, diamankan aparat
Sumber :
  • Dok Polri

VIVA Kriminal – M, pelaku penembakan Kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta meninggal dunia usai ditangkap. Aksi penembakan itu dilakukan M menggunakan senjata air softgun pada Selasa, 2 Mei 2023 siang.

Jelang Pilkada 2024, MUI: Warga yang Terima Serangan Fajar akan Mendekam di Neraka

Sebelum melakukan aksi penembakan, rupanya M pernah mengirimkan surat yang ditujukan untuk pimpinan MUI. Terdapat keterangan bertuliskan surat ke-6 pada salah satu surat yang dikirimkan pelaku M.

Dalam surat tersebut, M meminta untuk bertemu dengan Ketua MUI dengan tujuan untuk mempersatukan umat di dunia agar keinginan Tuhan terwujud. M juga mengaku sebagai sosok yang mewakili Rasul atau Nabi Muhammad SAW dalam surat tersebut.

Siswa Tertembak di Semarang, Warga dan Satpam Tak Melihat Ada Tawuran di Paramount

Begini isi surat yang dikirimkan M kepada pimpinan MUI:

2 Jenderal Diperintahkan Kapolri untuk Turun Langsung ke Sumbar Terkait Kasus Polisi Tembak Polisi

Assalamualaikum Wr Wb

Dengan hormat

Bapak Ketua MUI saya akan terus-terusan mengeluh dan memohon atas nama Allah dan Rasul mewakili Nabi supaya bapak mau saya ajak nomor satukan umatnya biar keinginan Tuhan terwujud dan Rasul atau Nabi Muhammad SAW merasa senang melihat umatnya bersatu. Seandainya Nabi bisa menampakan wujudnya, Nabi yang mengeluh dan memohon kepada bapak supaya bapak mau mempersatukan dunia atau kita semua bukan saya.

Jadi kalau Bapak menolak saya, berarti menolak Nabi yang ingin mempersatukan umatnya yaitu kita semua, maka dari itu bapak Ketua tolong jangan kecewakan Rasul. Bapak kan tahu Rasul sangat sayang kepada umatnya, Bapak Ketua mengenai pernyataan saya selaku wakil Nabi saya sudah 4 kali diproses di Lampung bahkan saya tidak dikatakan mengada-ada ada atau merekayasa atau bohong, lebih jelasnya bapak cek lagi menurut hukum agama Qur'an dan hadist. 

Bapak punya wewenang penuh untuk menyalahkan atau menolak Bapak ketua seandainya Rasul datang kepada saya secara bertamu untuk menampakkan wujudnya pasti saya tolak. Saya tidak sanggup. Di 2003 saya sadar saya adalah orang yang diutus kalau saya bisa menemui Rasul pasti saya kembalikan dan seandainya Tuhan mengutus waktu Nabi bisa lebih dari satu saya tidak kerja nanti Tuhan mengutus lagi. 

Sedangkan saya diancam oleh firman Tuhan yang katanya akan dipotong seorang lidah hamba bilamana menyembunyikan kemampuannya jadi saya tidak punya pilihan selain kerja. Saya yakin dunia pun tidak ada pilihan kalau tidak menerima saya, tidak akan terjadi bersatu, leher saya bisa dipenggal kalau pendapat saya salah.

Jadi tolong Pak, jangan sembunyikan kemampuan saya, umat sangat membutuhkannya, Bapak Ketua saya mohon perkenankan saya menghadap Bapak saya ingin bicara secara langsung dan mendengar jawaban Bapak secara langsung. Dan kalau bapak mengindahkan harapan saya, berarti Bapak mengindahkan harapan Rasul atau Nabi Muhammad SAW. 

Sekali lagi saya mohon kepada bapak jangan kecewakan Rasul. Mari kita mempersatukan dunia ini supaya Rasul merasa senang melihat umatnya bersatu. Sekian. Wassalamu'alaikum Wr Wb.

Anggota Komisi III DPR RI Fraksi PDIP, I Wayan Sudirta

Komisi III DPR Minta Kapolri Tuntaskan Kasus Penembakan Paskibraka di Semarang

Anggota Komisi III DPR RI, I Wayan Sudirta mengaku prihatin dengan peristiwa besar yang dialami institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri). Sebab, bertubi-tubi lemba

img_title
VIVA.co.id
26 November 2024