Babak Baru, Kematian Bripka AS Terkait Kasus Penggelapan Pajak Rp2,5 M

Tim gabungan Polda Sumut saat melakukan olah TKP kembali jasad Bripka AS.
Sumber :
  • Dok. Polda Sumut

VIVA Kriminal - Babak baru kasus Bripka AS. Tim gabungan kepolisian sudah memeriksa sebanyak 274 orang saksi. Hal ini disampaikan usai Polda Sumut membentuk tim gabungan dan mengambil alih kasus kematian Bripka Arfan Saragih alias AS dan penggelapan Pajak Kenderaan Bermotor (PKB) di UPT Samsat Pangururan, dari Polres Samosir.

Dari Rutan Bareskrim, Eks Notaris Tersangka Penggelapan Kirim Surat Maaf ke Jusuf Hamka

"Tim juga sudah melakukan pemeriksaan kurang lebih, sebanyak 274 orang," sebut Kapolda Sumut, Irjen Pol. RZ Panca Putra Simanjuntak dalam jumpa pers hasil penyelidikan kasus kematian Bripka AS di Mako Polda Sumut, Selasa malam, 4 April 2023.

Panca menjelaskan dari ratusan saksi tersebut, terdiri 161 orang saksi merupakan wajib pajak atau korban penggelapan PKB di UPT Samsat Pangururan. Kemudian, ada 4 orang honorer UPT Samsat Pangururan dan 6 pegawai UPT Samsat Pangururan.

Terpopuler - Angka Kasus Bunuh Diri di Indonesia Meningkat hingga Pria Bakar Kalori Lebih Cepat dari Wanita

Tim gabungan Polda Sumut saat melakukan olah TKP kembali jasad Bripka AS.

Photo :
  • dok Polda Sumut

"Kemudian, tim juga memeriksa 96 orang saksi. Termasuk, anggota Polri dan masyarakat mengetahui proses hari demi hari, dari kasus (penggelapan PKB) terungkap sampai almarhum Bripka AS ditemukan di TKP," kata Panca.

Mengejutkan! Ini Alasan Kenapa Banyak Orang Menghubungkan Agama dengan Bunuh Diri

Panca mengatakan tim gabungan kepolisian, juga memeriksa sejumlah ahli dari berbagai ahli keilmuannya, untuk dimintai keterangan seputar penyelidikan dilakukan untuk mengungkap tabir kematian Bripka AS.

"Kita juga melakukan pemeriksaan saksi-saksi ahli, dokter ahli forensik untuk mengetahui hasil otopsi yang ada dan memperjelas hasil otopsi tersebut. Ahli toksikologi Forensik, kami meminta pandangan tentang ahli racun," ucap Panca

"Kita juga memeriksa ahli digital forensik dari Polda Metro Jaya untuk menjelaskan alat komunikasi korban.  Kita juga memeriksa ahli psikologi forensik, ahli Pidana untuk melengkapi hasil penyelidikan dan penyidikan kita lakukan," jelas Panca.

Dari rangkaian penyelidikan dilakukan tim gabungan Polda Sumut. Juga sudah menyampaikan terlebih dahulu hasil penyelidikan kematian Bripka AS kepada istrinya, Jenni Irene Boru Simorangkir dan kuasa hukumnya.

"Sudah kita sampaikan kepada istri almarhum dan kuasa hukumnya. Saya juga persilakan bertanya lebih mendalam," tutur Jendral Bintang Dua itu.

Dengan itu, Tim gabungan Polda Sumatera Utara mengungkapkan hasil dari penyelidikan dilakukan terhadap kejanggalan kematian Bripka AS, yakni murni bunuh diri dengan mengkonsumsi sianida.

"Saya menyampaikan kesimpulan, hari ini. Ada dua kesimpulan yang ingin saya sampaikan," sebut Panca.

Kegiatan pemaparan hasil penyelidikan kematian Bripka AS juga dihadiri oleh dua komisioner Kompolnas, yakni Benny Mamoto dan Poengky Indarti. Kemudian, istri Bripka AS, Jenni Irene Boru Simorangkir dan kuasa hukumnya.

Pra rekontruksi penyelidikan kematian Bripka AS di Kabupaten Samosir.

Photo :
  • Dok. Polda Sumut

Panca menjelaskan kesimpulan penyelidikan tersebut, berdasarkan cek ulang TKP dan memeriksa ratusan saksi-saksi dan sejumlah ahli. Sehingga Bripka AS kuat dugaan tewas, karena bunuh diri. 

"Yang pertama, dengan penemuan mayat, atau dugaan pembunuhan. Dari hasil dilakukan oleh tim, dukungan keterangan ahli, penyebab kematian korban disimpulkan mati lemas, akibat masuknya Sianida masuk kedalam ke rongkongan hingga ke lambung dan salur pernapasan," jelas Panca.

Kemudian, dari hasil penyelidikan lainnya. Panca mengungkapkan tidak ada unsur ditemukan Bripka AS mengalami penganiayaan sebelum ditemukan tewas bunuh diri. Karena, tidak ada luka di bagian kulit luarnya.

"Tidak ada luka di bagian kulit keluar korban. Yang terjadi benturan, diikuti kondisi di TKP," tutur Jendral Bintang Dua itu.

Dengan itu, Panca menjelaskan bahwa Bripka AS tidak juga ditemukan tanda-tanda penganiayaan korban, sebelum ditemukan tewas. Termasuk, tidak ada ditemukan unsur paksaan untuk meminum sianida kepada korban.

"Yang kedua, tidak ada ditemukan tanda, kekerasan yang disengaja, disebabkan kematian korban Bripka AS. Masuknya, sianida tidak ada tanda paksaan. Itu keterangan dari teman-teman ahli," kata Panca.

Diberitakan sebelumnya, seorang oknum polisi di Polres Samosir, berinisial Bripka AS bunuh diri dengan meminum racun sianida. Aksi tersebut dilakukan, diduga karena tak sanggup menghadapi permasalahan atas kasus dugaan penggelapan pajak kendaraan bermotor dilakukannya, yang mencapai Rp2,5 miliar. 

Di mana, Bripka AS, merupakan personil Satlantas Polres Samosir. Ia ditemukan tewas tergeletak di pinggir jalan di Kecamatan Pangururan Kabupaten Samosir, Senin 6 Februari 2023, lalu. 

Kematian Bripka AS ini, membuka tabir penggelapan pajak yang diduga dilakukannya di UPT Samsat Pangururan, Kabupaten Samosir, berlangsung sejak 2018 hingga akhir tahun 2022. Kasus ini, tengah dilakukan penyelidikan oleh Polda Sumut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya