Cabuli 3 Murid Laki-laki, Pelatih Taekwondo Ini Ngaku Nyaman

Pelatih taekwondo di Solo yang berinisial DS pelaku pencabulan.
Sumber :
  • Fajar Sodiq/VIVA.

VIVA Kriminal– Pelatih taekwondo di Solo yang berinisial DS telah ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus pencabulan terhadap 3 murid laki-laki yang masih berusia di bawah umur. Tersangka yang merupakan mantan Ketua Pengkot Taekwondo Indonesia Kota Solo itu mengaku nekat melakukan aksi bejatnya terhadap muridnya karena merasa nyaman.

Fakta-fakta Remaja Bunuh Ayah dan Nenek di Lebak Bulus, Korban Ditusuk Tengah Malam

Kapolresta Solo Kombes Pol Iwan Saktiadi mengatakan DS merupakan sabeum di salah satu dojang teakwondo di Solo. Pelaku yang merupakan warga Kratonan, Serangan, Solo telah mencabuli sebanyak 3 korban merupakan murid-muridnya yang mengikuti latihan taekwondo di jodang Gilingan.

“Posisi ketiga korban merupakan murid dari si tersangka, di mana si tersangka berprofesi sebagai seorang guru salah satu ilmu bela diri yang mempunyai sanggar untuk berlatih beladiri. Melalui rilis ini jika ada orangtua korban atau pihak-pihak yang menjadi korban untuk melapor,” kata dia di Mapolresta Solo, Jumat, 24 Maret 2023.

Polisi Lakukan Olah TKP Lanjutan Kasus Anak Bunuh Ayah dan Neneknya di Lebak Bulus

Ilustrasi bela diri

Photo :
  • Pixabay/pavlofox

Pengungkapkan kasus tersebut, menurut Iwan berdasarkan hasil pengembangan yang dilaporkan salah satu orangtua korban. Setelah adanya laporan, petugas langsung melakukan penyelidikan dan berhasil menemukan dua murid lainnya yang berlatih di dojang yang sama.

Anak yang Bunuh Ayah dan Neneknya di Lebak Bulus Ditetapkan Jadi Tersangka

“Adapun tersangka berinisial D statusnya berinisial sabelum atau guru. Peristiwa tersebut belangsung sekitar kurun waktu dua tahun ke belakang. Baru berungkap kemarin karena baru ada laporan yang masuk dan segera kita tindak lanjuti,” ucapnya.

Sementara itu DS mengaku telah mengelola dojang taekwondo di Jalan Jenderal Ahmad Yani, Gilingan, Banjarsari, Solo itu selama 2,5 tahun. Hanya saja statusnya bukan sebagai pemilik dojang tapi pegawang yang ditugasi untuk mengelola tempat latihan beladiri itu.

“Ya setelah COVID itu mulai mengelola tempat itu,” akunya.

Selama kurun waktu itu, DS juga mengaku telah melakukan tindakan bejatnya kepada 3 murid laki-laki yang berguru di dojang tersebut. Ia nekat mencabuli muridnya lantaran sering bertemu dengan para korban di tempat latihan. Seringnya intensitas pertemuan itu menyebabkan munculnya keinginan untuk melakukan tindak asusila.

Ilustrasi korban pencabulan.

Photo :
  • ANTARA/HO-Dok.Humas Polda Banten

“Seringnya bertemu (dengan para korban) sebenarnya ingin mengarahkan tapi karena mungkin terlalu sering ketemu jadi nyaman,” bebernya.

Atas tindak asusila itu, pelaku bakal dikenakan pasal pencabulan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak Nomor 23 Tahun 2022 serta pasal kekerasan seksual atau pelecehan seksual dalam Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual Nomor 12 Tahun 2022. Ancaman pidana penjara bagi pelanggar kedua aturan tersebut adalah 12-15 tahun penjara.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya