Polisi Gadungan Berpangkat Brigadir Peras TKW, Punya KTA Polri

Ilustrasi kasus penipuan.
Sumber :
  • VIVA/Foe Peace

VIVA – Kepolisian Daerah (Polda) Sumatera Selatan mengingatkan kepada masyarakat untuk mewaspadai sosok Andi Saputra, Polisi gadungan berpangkat Brigadir. Pria yang mengaku sebagai anggota Polri dan bertugas di Polda Sumatera Selatan itu, diketahui telah melakukan pemerasan terhadap seorang wanita.

Kronologi Kabag Ops Tembak Kasat Reskrim Polres Solok Selatan

Polda Sumatera Selatan menerima laporan dari aplikasi bantuan polisi (Banpol), mengenai aksi pemerasan disertai pengancaman yang dilakukan seseorang yang mengaku sebagai anggota Polri. Korban diketahui merupakan warga Lumajang yang berprofesi sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di Singapura.

Berdasarkan Kartu Tanda Anggota (KTA) yang dia miliki, pria yang diketahui bernama Andi Saputra itu berdinas di Polda Sumatera Selatan. Namun, setelah di cek kebenarannya, ternyata KTA tersebut palsu. Andi Saputra bukanlah anggota Polri.

Kabag Ops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim, Tambang Galian C Jadi Pemicu?

"Kami mendapatkan laporan dari korban, kalau dia diperas dan diancam menyebarluaskan foto/video tidak senonohnya oleh pelaku yang mengaku dinas di Polda Sumatera Selatan," ungkap Kepala Polda Sumatera Selatan, Irjen Pol A. Rachmad Wibowo, melalui Kepala Bidang Humas, Kombes Pol Supriadi, Sabtu, 28 Januari 2023.

Ilustrasi seragam polisi gadungan

Photo :
  • VIVA.co.id/Bayu Nugraha
Polisi Tembak Polisi di Solok Selatan, 9 Selongsong Peluru Ditemukan di TKP

Supriadi menjelaskan, setelah mendapat laporan itu, anggotanya di bagian SDM langsung melakukan pengecekan data pelaku, baik nama maupun NRP.

"Usai dilakukan pencarian, kami mendapatkan pelaku bukan anggota Polda Sumatera Selatan. Sebab, tidak ditemukan data dari pelaku. Untuk NRP, terdapat kecocokan, namun namanya berbeda, yaitu di Polda Sulawesi Selatan," jelasnya.

Untuk kronologinya, korban dan pelaku berkenalan di media sosial (Medsos). Kemudian sering berkomunikasi dan pelaku selalu menggunakan pakaian dinas Polri dan mengaku bertugas di Polda Sumatera Selatan.

Tiba suatu saat, korban diminta mengirimkan foto dan video tidak senonoh kepada pelaku. Kemudian pelaku juga memeras korban dengan ancaman bila tidak diberikan, akan menyebarluaskan foto dan video tidak senonoh yang telah dikirim korban.

"Dari informasi yang kami dapat sesuai laporan korban di Banpol, dia mengirimkan Dolar kepada keluarga di Jawa Timur. Selanjutnya di transfer ke rekening pelaku," terang Supriadi.

Atas kejadian ini, pihaknya mengimbau kepada masyarakat secara luas agar berhati-hati dengan berbagai modus yang dilakukan, khususnya ketika berkenalan di media sosial.

"Kita harus waspada, jangan terlalu percaya dengan seseorang yang baru dikenal. Kita harus mencari tahu terlebih dahulu orang tersebut agar tidak terjebak dan menjadi korban kejahatan," imbaunya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya