Polisi Tangkap 52 Pelajar yang Terlibat Pembusuran di Sulsel

Polda Sulsel gelar jumpa pers hasil operasi sikat lipu 2022
Sumber :
  • VIVA/ Supriadi Maud

VIVA Kriminal – Polda Sulawesi Selatan (Sulsel), meringkus 52 remaja yang masih berstatus pelajar saat menggelar Operasi Sikat Lipu sepanjang Agustus 2022. Polisi menyebut bahwa para pelajar itu ditangkap karena terlibat kasus busur panah.

Diduga Mortir Ditemukan di Rumah Jaksel, Penjinak Bom Diterjunkan

"Jadi total yang diamankan ada 52 pelajar. Mereka ditangkap karena terlibat pembusuran di tiga wilayah," kata Kapolda Sulsel Irjen Nana Sudjana, saat konferensi pers di Mapolda Sulsel, Jalan Perintis Kemerdekaan Makassar, Kamis 1 September 2022.

Nana mengatakan bahwa, operasi tersebut digelar sejak 11 hingga 13 Agustus 2022 di Maros, Makassar dan Gowa. Ke-52 pelaku ini mayoritas pelajar dan semuanya terlibat kasus pembusuran.

Dorong Peningkatan Literasi Keuangan, Bank Mandiri Kenalkan Produk Perbankan ke 93.000 Pelajar di Indonesia

"Mereka rata-rata remaja ada juga masyarakat yang sudah dewasa semuanya terbukti terlibat pembusuran," katanya

Nana menyebut, bahwa 52 orang ini sudah menjalani pemeriksaan oleh penyidik hingga saat ini berstatus tersangka. Adapun pasal yang disangkakan untuk para tersangka akan disesuaikan dengan Undang-undang Sistem Peradilan Pidana Anak.

Kecelakaan Bus Maut di Tol Malang, Kadisdik Bogor: Santri SMP IT Darul Quran Usai Studi Tour

"Mereka semua sudah tersangka, dan pidananya nanti disesuaikan Peradilan Pidana Anak," ungkap Nana

Mantan Kapolda Metro Jaya ini mengaku, bahwa Polda Sulsel akan jadikan atensi maraknya kasus pembusuran yang terjadi di tiga wilayah tersebut. Kendati begitu, Nana menyebut bahwa masyarakat yang ditemukan membawa atau menguasai busur akan dikenakan undang-undang darurat.

Lebih lanjut, Nana menegaskan bahwa pihaknya tak main-main melakukan penindakan hingga proses hukum terhadap pelaku pembusuran. Sebab mayoritas korban adalah masyarakat yang tidak bersalah.

"Intinya semua akan kamu tindak. Karena kami tidak akan main-main walaupun hanya membawa busur karena sasarannya pasti masyarakat yang kadang tidak mengetahui apa-apa. Busur ini bukan budaya sehingga semua masyarakat saya ingatkan baik itu anak-anak kami akan tindak," jelasnya.

Setelah menuntaskan kasus itu, lanjut Nana, pihaknya juga akan mengagendakan untuk bertemu dengan Kepala Dinas Pendidikan Sulsel dan seluruh kepala sekolah di tiga wilayah yang menjadi prioritas atau terlibat dalam kasus tersebut.

"Jadi selain penindakan ini tentu kami juga akan koordinasi dengan dinas pendidikan (Sulsel) dan seluruh kepala sekolah untuk mengecek para pelajar yang kerap terlibat kasus pembusuran ini," terangnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya