Puluhan Biduan di Malang Tertipu Arisan Bodong, Rugi Rp2 Miliar
- VIVA/Lucky Aditya
VIVA Kriminal – Para biduan alias penyanyi dangdut di Malang mengaku menjadi korban penipuan berkedok arisan. Sebanyak 7 perwakilan dari para korban bahkan telah mengadukan hal ini kepada Polresta Malang Kota, Senin, 25 Juli 2022.Â
Salah satu korban yakni, Vita Alesya menyebut korban dari arisan ini sekira ratusan orang. Semuanya didominasi oleh biduan sisanya merupakan warga umum dengan latar belakang berbeda. Untuk total kerugian sendiri, ditaksir mencapai Rp2 miliar.
"Korbannya banyak, sekitar seratus orang yang kami tahu. Kalau uangnya kalau ditotal sekitar Rp2 milyar lebih," kata Vita.Â
Vita sendiri berprofesi sebagai model dan penyanyi. Dia bergabung dalam grup arisan ini sejak Mei 2022 lalu. Total uang miliknya yang sudah disetor untuk arisan sebanyak Rp11,5 juta. Sedangkan korban lainnya ada yang mencapai puluhan hingga ratusan juta.Â
"Iming imingnya Rp1 juta jadi Rp10 juta, lalu ada Rp4,5 juta jadi Rp 6 juta. Saya ikut sejak Mei 2022, saya ikut yang Rp7 juta. Saya ikut karena berpikir labanya banyak. Total yang sudah saya transfer ada sekitar Rp 11,5 juta. Itu belum dapat arisan, tapi kemudian gak ada kabar sejak 17 Juli lalu," ujar Vita.
Vita mengaku awalnya para biduan ini mengaku tidak menaruh curiga dengan terlapor. Sebab, terlapor sendiri merupakan biduan yang cukup terkenal di Malang dengan nama panggung Ayas Vindy. Para korban dan terlapor rata-rata sudah saling mengenal.
"Terlapor ini aslinya Surabaya. Rata rata korbannya biduan, ada dari luar daerah juga, dari Palembang, Surabaya dan lainnya. Kita kesini (Polresta Malang Kota) melakukan pengaduan cuma butuh titik terang saja. Kami semua resah, uang kami dibawa," tutur Vita.
Sementara itu, salah satu korban lainnya adalah Sasa. Dia mengaku telah merugi sekitar Rp48 juta yang telah di setorkan ke pihak terlapor. Sampai saat ini dia belum mendapatkan arisan ini.
Sasa mengungkapkan, pada 2020 lalu dia pernah ikut arisan ini saat itu terlapor bisa mencairkan uang yang disetor beserta untung yang dijanjikan. Saat itu nominal arisan masih kecil hanya sekitar Rp300 ribu hingga Rp1 juta. Kemudian, nominal arisan mulai beranjak ke nominal besar. Saat itulah pencairan mulai tak teratur hingga akhirnya terlapor menghilang sampai saat ini.
"Bermasalah ya sekitar satu dua bulan terakhir ini. Kalau dapat ya memang pernah dapat, yang lain juga. Terakhir ini sebelum hilang, ada yang besar sampai Rp100 juta. Itu tiga kali, dua kali kembali, yang terakhir tidak keluar sampai sekarang," kata Sasa.Â
Baca juga:Â Penipu Berseragam Polisi Ancam Sebar Video Bugil Korban