5 Fakta Ibu di Surabaya Bikin Tewas Bayinya lalu Ditinggal Berlibur
- VIVAnews/Yandi Deslatama
VIVA – Bayi laki-laki berusia lima bulan berinisial AD tewas karena dianiaya ibu kandungnya sendiri, ES. Ironisnya, kendati tahu sudah tak bernyawa, ES malah menitipkan jenazah bayinya kepada ibu ES atau nenek korban, EBS, yang tinggal serumah di Siwalankerto Tengah, Kecamatan Wonocolo, Kota Surabaya, Jawa Timur. Setelah itu tersangka ES berlibur ke Gunung Kidul, Yogyakarta.
Dari penyidikan yang dilakukan Reserse Kriminal Kepolisian Sektor Wonocolo, ditemukan sejumlah bukti dan fakta terkait peristiwa memilukan tersebut. Lima di antaranya dirangkum di bawah ini:
1. Tersangka dan Suami Menikah Siri
Kepala Polsek Wonocolo Komisariss Polisi Roycke Hendrik Fransisco Betaubun menjelaskan, ES adalah istri siri dari suaminya yang tinggal di Siwalankerto Tengah.
Ibu ES, EBS yang awalnya tinggal di Kecamatan Taman, Kabupaten Sidoarjo, kemudian ikut tinggal di rumah sang menantu di Siwalankerto Tengah. “Pasangan ini sudah menikah siri selama lima tahun,” katanya di Markas Polsek Wonocolo, Surabaya, Minggu, 26 Juni 2022.
2. Korban Alami Gizi Buruk
ES bersama suami dan anaknya tinggal di lantai satu, sementara EBS menempati kamar di lantai dua. Dari pernikahan secara rahasia itu, ES dan suaminya dikarunia dua anak.
AD adalah anak kedua yang lahir pada Februari 2022 lalu. AD mengalami gizi buruk sehingga kerap menangis atau rewel. “Korban ini mengalami stunting,” ucap Roycke.
Baca juga: Hotman Paris Tegaskan Holywings Tak Produksi Alkohol 'Maria'
3. ES dan Suami Kerap Cekcok
Roycke menuturkan, hubungan ES dan suaminya kerap diwarnai percekcokan. Roycke mengaku penyidik masih mendalami apa faktor yang biasa memantik percekcokan suami-istri tersebut.
Pada Rabu, 22 Juni 2022, malam, cekcok kembali terjadi antara ES dan suaminya. Di saat bersamaan, korban menangis dan rewel. Nah, saat itulah ES melampiaskan emosinya kepada sang bayi.
4. Tersangka Banting Korban
ES dan suaminya bertengkar setelah korban selesai dimandikan dan dipakaikan baju oleh neneknya, EBS. Entah bagaimana, ES kemudian melampiaskan emosinya kepada bayinya itu dengan cara menghempaskan atau membanting tubuh korban ke permukaan kasur.
Tersangka juga menelungkupkan korban lalu memukul punggungnya. “Dan penganiayaan itu tidak hanya saat itu, tapi dilakukan tersangka berulang kali,” ujar Roycke.
5. Tersangka Cuek dan Berlibur ke Yogya
Korban yang sudah tak berdaya lantas dititipkan ES kepada ibunya, EBS, yang berada di kamar lantai dua, Kamis, 23 Juni 2022, sekira pukul 02.00 WIB. Selepas subuh, EBS coba membangunkan korban tapi tak bergerak. Terlihat lebam membiru di bagian punggung dan badan korban terasa dingin. EBS menduga cucunya sudah meninggal dunia lalu memberitahukan kepada ES.
Namun, bukannya peduli, ES malah meminta EBS untuk merahasiakan itu dan tidak menceritakan ke orang lain. ES mengancam akan membunuh EBS bila membuka rahasia itu.
Sementara jasad korban dibiarkan, ES bersama suami dan anak pertamanya malah pergi ke acara gathering kantor suaminya ke Gunung Kidul, Yogyakarta, Jumat, 24 Juni 2022.
Tak kuat, EBS lalu menceritakan apa yang dialami cucunya itu kepada warga setempat bernama Adam, Sabtu, 25 Juni 2022. Polisi datang kemudian dan mengevakuasi jasad bayi serta melakukan olah TKP.
Saat ditemukan, kondisi jasad bayi sudah membusuk dan mengeluarkan bau tak sedap. “Dari bagian belakang kepala bayi keluar cairan, diduga akibat benturan benda tumpul bekas dianiaya tersangka,” kata Roycke.