Pemilik Ponpes di Banyuwangi Dilaporkan Cabuli Sejumlah Santri

Polresta Banyuwangi
Sumber :
  • tvonenews.com

VIVA – Diduga mencabuli sejumlah santrinya, pelaku berinisial FZ seorang pemilik pondok pesantren (Ponpes) di Desa Padang, Kecamatan Singojuruh, Banyuwangi dilaporkan ke Polresta Banyuwangi. 

Lembaga Amil Zakat Bangun Ruang Kelas Tahfidz di Luwu Timur, Wujudkan Mimpi Generasi Qur'ani

Sedikitnya 6 santri telah melaporkan tindakan tidak senonoh tersebut. Satu diantaranya, adalah santri laki-laki. Seluruh korban diketahui masih di bawah umur dan berstatus siswa SMK. 

Diduga pencabulan ini terjadi sekitar Oktober 2021 lalu, dan berlanjut hingga Mei 2022. Kejadian ini terbongkar setelah para korban menunjukkan perilaku aneh. Salah satu perilaku korban yang aneh adalah korban tidak mau ditemui orang tua dan jarang makan. 

Majelis Masyayikh Sebut UU Pesantren Cetak Generasi Santri Berdaya Saing

“Jadi, awalnya orang tua curiga dengan perilaku korban yang berubah. Setelah ditelusuri, korban kemudian bercerita telah dicabuli di dalam Ponpes,” kata Priyo, salah satu kerabat korban dikutip dari tvOnenews.com, Kamis, 23 Juni 2022.

Tindakan amoral itu awalnya menimpa tiga orang santri laki-laki. Ketika mereka dipanggil bergiliran ke ruangan pelaku.  Modus awal pelaku adalah meminta korban untuk memijit. Kemudian sang korban, dipaksa untuk bersodomi. Karena takut, para korban hanya bisa pasrah. Setelah sukses memperdayai santri laki-laki, pelaku sepertinya mulai liar. 

Kecanduan Nonton Film Porno, Ayah di Tanjungbalai Cabuli 2 Putri Kandungnya

Selanjutnya, pelaku diduga memanggil santri perempuan pada Mei 2022. Modusnya, ia meyakinkan korban sudah tidak perawan. Sehingga dilakukan pemeriksaan. Kemudian, korban juga diberikan minuman hingga lemas. Lalu, disetubuhi. 

“Ada dua santri perempuan yang mengaku disetubuhi setelah diberikan minuman. Lalu, empat santri lain mengaku hanya digerayangi bagian vitalnya,” jelas pria yang akrab dipanggil Tobib ini.

Menurut pengakuan para korban, pelaku melancarkan aksinya dengan ancaman. Ada juga yang diajak menikah dengan bacaan tertentu. Rata-rata, para korban enggan buka suara karena takut dikeluarkan dari sekolah milik ponpes tersebut.

Kasat Reskrim Polresta Banyuwangi, Kompol Agus Sobarna Praja telah membenarkan laporan ini. Laporan diterima sekitar seminggu lalu. 

“Laporannya persetubuhan dan pencabulan di bawah umur. Penyidik sudah melakukan pemeriksaan para korban,” katanya. Sedikitnya, 8 orang sudah dimintai keterangan terkait laporan ini.

Baca juga: Kakek di Ambon Setubuhi Lima Anak dan Dua Cucu Kandungnya

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya