Pengakuan HRD Perampok Bank BJB Fatmawati, Terinspirasi Money Heist
- VIVA/Andrew Tito
VIVA – Perampok Bank Jabar Banten atau Bank BJB di Jalan RS Fatmawati, Cilandak, Jakarta Selatan, diketahui berinisial BS (43 tahun). Pelaku mengaku ke polisi terinspirasi dari film untuk melakukan perampokan bank.
"Dan ini sekali lagi dipengaruhi oleh film yang dia tonton. Jadi menjadi perhatian dan keprihatinan kami bersama, bahwa karena mungkin selama ini pandemi, banyak WFH, kemudian banyak menonton TV, dia mempraktikan ini, padahal ini salah, dan ini tidak dibenarkan, mungkin jangan menjadi contoh buat yang lain," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Budhi Herdi Susianto di Markas Polres Metro Jaksel, Rabu 6 April 2022.
Usut punya usut, yang ditonton adalah serial Money Heist pada salah satu televisi berbayar. Hal ini diakui BS ke penyidik. Namun, BS tidak terlalu total dalam meniru aksi perampokan itu.
Baca juga: Catat, Per 1 Mei 2022 Aset Kripto Resmi Dikenakan Pajak
Meski menyiapkan kabel tis buat sandera dan membawa petasan asap untuk melarikan diri, dia tidak memakai topeng dan jubah seperti apa yang dilakukan dalam serial Money Heist.
"Jadi dia mengaku sering menonton film MH di salah satu tv berbayar," kata Budhi lagi.
Sebelumnya diberitakan, insiden perampokan terjadi di sebuah bank di Jalan RS Fatmawati, Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa 5 April 2022. Pelaku yang membawa senjata jenis pistol beraksi dan sempat menembak petugas sekuriti yang berjaga di lokasi.
Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi membenarkan kasus percobaan perampokan di Bank BJB cabang Fatmawati-Cilandak. Buddhi mengatakan pelaku berhasil ditangkap sebelum berhasil melakukan aksinya.
"Iya percobaan (perampokan). Belum berhasil tapi sudah keburu ditangkap," ujar Budhi dikonfirmasi, Selasa 5 April 2022.
Selain itu, Budhi juga mengatakan dari hasil pemeriksaan, pelaku dengan inisial BS (43 tahun) ternyata staf HRD di sebuah bank swasta.
Dalam pengakuannya, pelaku nekat merampok Bank BJB lantaran terlilit utang hingga ratusan juta rupiah. Padahal, pelaku memiliki penghasilan Rp60 juta per bulan.
"Latar belakangnya pegawai di salah satu bank swasta, posisinya cukup bagus sebenarnya, staf HRD dan kalau dilihat dari penghasilan atau gajinya sudah cukup besar Rp60 juta per bulan," ujar Budhi.