Polda Jatim Evaluasi Aksi Anggota Tembak Mati Begal di Sumenep
- ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
VIVA - Kepolisian Daerah Jawa Timur mengevaluasi aksi menembak yang dilakukan sejumlah anggota Kepolisian Resor Sumenep, Madura, terhadap HR, pria yang diduga menjadi pelaku begal motor, hingga tewas di Jalan Adirasa Sumenep, Minggu akhir pekan lalu. Evaluasi dilakukan untuk mendalami apakah tindakan anggota tersebut sudah sesuai prosedur atau tidak.
Propam Turun Tangan
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Jawa Timur Komisaris Besar Polisi Dirmanto mengaku bahwa pihaknya tengah mengevaluasi aksi penembakan tersebut. Bidang Profesi dan Pengamanan (Propam) dan Irwasda juga turun tangan.
“Tim akan melakukan evaluasi aksi penembakan tersebut,” katanya dikonfirmasi wartawan pada Selasa, 15 Maret 2022.
Baca juga: Begal yang Ditembak Mati di Sumenep Suka Mabuk-mabukan
Video Penembakan Jadi Sorotan
Video aksi penembakan begal tersebut jadi sorotan setelah tersebar di jejaring WhatsApp dan media sosial. Dalam satu video yang beredar, terlihat seorang pria berjaket hitam dan berhelm putih berjalan santai di sebuah jalan banyak lubang dan genangan air. Di sekelilingnya banyak orang yang mengawasi.
Tak lama kemudian terdengar suara tembakan lebih dari dua kali. Pria tersebut kemudian roboh dalam posisi tengkurap. Di video lain dengan angle berbeda, kepala pria yang sudah roboh tengkurap itu bergerak lemah, tanpa daya.
Genggam Celurit
Di tangannya tergenggam sebilah celurit. Lebih dari tiga polisi berpakaian preman mengepung pria tersebut dengan posisi siap menembak.
Tak lama kemudian, satu anggota yang mengawasi dari sisi kanan pria nahas itu melesatkan tembakan dari jarak sekitar dua meter. Dari percikan tanah akibat hantaman peluru yang terlihat di video, sepertinya anggota tersebut mengarahkan tembakan di bagian paha ke bawah. HR kemudian dilaporkan meninggal dunia dalam perjalanan ke rumah sakit.
Lakukan Perampasan dengan Korban Perempuan
Kepala Subbagian Hubungan Masyarakat Polres Sumenep Ajun Komisaris Polisi sebelumnya mengatakan bahwa tindakan terukur dilakukan karena HR melakukan perlawanan dengan celurit saat akan ditangkap petugas. Anggota bergerak setelah menerima informasi bahwa HR melakukan perampasan dengan korban perempuan.
“HR menggenggam sebilah celurit, bahkan hendak menyerang petugas kami, sehingga petugas kami pun melakukan tindakan terukur, yaitu dengan melumpuhkan HR. Namun ketika hendak dilarikan ke RSUD Sumenep, HR telah meninggal dunia di tengah perjalanan," ujar Widiarti.
Keluarga Tolak Diautopsi
Keluarga langsung membawa jenazah HR dari rumah sakit dan menolak diautopsi. J, paman HR, menuturkan, bahwa pihaknya sempat menegur dan mencegah HR saat akan pergi karena diketahui membawa celurit. Tapi teguran itu tak direspons HR.
"HR seminggu ini memang selalu mabuk-mabukan, dan tadi sempat saya tegur ketika hendak keluar dari rumah dengan menggenggam celurit, tapi tidak direspons juga," kata J kepada wartawan saat menjemput jenazah HR di RSUD Sumenep, Minggu malam.