IRT di Garut Punya Bungker Penyimpan Miras dan Obat Berbahaya
- VIVA/Diki Hidayat
VIVA – Polisi mengungkap penjualan secara ilegal obat-obat keras dan berbahaya di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dengan tersangka utama dua ibu rumah tangga dan barang bukti ratusan butir pil serta minuman keras.
Kedua tersangka, berinisial M (44 tahun) dan E (49 tahun), masing-masing warga Desa Karyamukti, Kecamatan Cibalong, dan warga Desa Sirnabakti, Kecamatan Pameungpeuk. Mereka, bersama sembilan orang penyalahguna obat-obatan berbahaya dan miras itu, ditangkap oleh Tim Sancang Polres.
Menurut Kepala Polres Garut AKBP Wordhanto Hadicaksono, pelaku M sempat mengelak saat ditanya petugas, bahkan petugas sempat kesulitan mendapatkan barang bukti dari rumah pelaku. "Pelaku M menyembunyikan obat-obatan berbahaya di atas lemari dan membuang sebagian obat di belakang rumah, namun berhasil ditemukan," ujarnya, Sabtu, 16 Oktober 2021.
Saat penggeledahan, sembilan orang pelanggannya datang untuk membeli obat berbahaya, sehingga mereka digelandang juga ke kantor polisi. Sementara itu, penjual minuman keras (miras) E hanya bisa bengong saat petugas datang dan langsung menggeledah.
"E ini pemilik warung, dan kami menemukan beberapa dus miras. Hanya saja E sangat pandai menyembunyikan puluhan dus miras lainnya," ujarnya.
Pelaku E menyembunyikan miras dalam kaleng kue, dispenser, dan bahkan di dalam bungker di bagian kamar. Namun petugas menemukan miras itu.Â
Pelaku M dan E serta sembilan orang lalu dibawa ke Markas Polres Garut untuk diperiksa. Dalam penggerebekan itu polisi menyita 500 butir pil obat berbahaya (terdiri dari Dextromethorphan, Hexymer, Tramadol, dan Tryhex) dan 680 lebih botol miras sebagai barang bukti.
Pelaku M dijerat dengan pasal 196 dan 198 Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 juncto pasal 83 Undang-Undang Nomor 36 tentang Kesehatan dengan ancaman hukuman penjara maksimal 9 tahun. Adapun E akan menjalani sidang tindak pidana ringan. Sedangkan sembilan orang pengguna obat-obatan berbahaya akan dilakukan pembinaan.