Wow, Gaji Karyawan Pinjol Ilegal Rp20 Juta per Bulan

Pengungkapan Jaringan Pinjaman Online (Pinjol) Ilegal
Sumber :
  • VIVA/M Ali Wafa

VIVA – Tim Direktorat Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim Polri telah membongkar jaringan pinjaman online (pinjol) ilegal yang beroperasi di delapan wilayah Jakarta dan Tangerang, Banten. Tujuh tersangka yang ditangkap mendapat gaji mencapai Rp20 juta per bulan.

Cara Ini yang Menurut Legislator Demokrat Fathi Bisa Cegah Masyarakat Terjerat Pinjol Ilegal

“(Gaji) di antara Rp15 juta sampai Rp20 juta per bulan," kata Direktur Tindak Pidana Ekonomi Khusus Bareskrim, Brigjen Helmy Santika, di Gedung Bareskrim pada Jumat, 15 Oktober 2021.

Tujuh tersangka jaringan penyelenggara pinjaman online (pinjol) ilegal yakni RJ, JT, AY, HC, AL, VN, dan HH. Mereka bertugas membantu perusahaan pinjol untuk menyebar SMS berisi ancaman dan penistaan kepada peminjamnya.

Mitos atau Fakta? Utang Pinjol Bisa Hangus Begitu Saja, Ini yang Harus Kamu Ketahui!

Menurut Helmy, para karyawan pinjaman online ilegal ini juga dibiayai akomodasinya oleh seorang pendana berinisial ZJ yang merupakan warga negara asing (WNA). Saat ini, polisi masih memburu ZJ yang sudah ditetapkan sebagai buronan atau masuk daftar pencarian orang (DPO).

"Untuk tempat tinggal, akomodasi, disiapkan oleh si pendana. Pendana atas nama ZJ (DPO) beralamat di Pagedangan, Tangerang yang diduga berperan sebagai pendana," jelas dia.

5 Cara Hapus Data Pribadi di Aplikasi Pinjol

Selain itu, kata Helmy, para tersangka juga bekerja bukan hanya pada satu perusahaan pinjaman online saja, melainkan di banyak perusahaan. Bahkan, mereka sudah beraksi selama satu tahun.

"Ada yang sudah 3 bulan, 6 bulan, variatif. Ada yang 1 tahun malah," ujarnya.

Polisi gerebek perusahaan penagih pinjol di Tangerang.

Photo :
  • Istimewa/VIVA.co.id/Foe Peace Simbolon

Sebelumnya diberitakan, Bareskrim menangkap tujuh tersangka jaringan penyelenggara pinjaman online (pinjol) ilegal yakni RJ, JT, AY, HC, AL, VN, dan HH. Mereka bertugas membantu perusahaan pinjol untuk menyebar SMS berisi ancaman dan penistaan kepada peminjamnya.

“Para pelaku mengirimkan SMS berisi ancaman kepada peminjam yang menggunakan jasa pinjaman online diduga illegal, apabila tidak dapat memenuhi apa yang diminta para pelaku,” kata Helmy.

Ia menjelaskan tujuh orang tersangka ditangkap di lima tempat berbeda, yaitu Perumahan Taman Kencana Blok D1 No. 7 Cengkareng Jakarta Barat, Perumahan Long Beach Blok C No. 7 PIK Jakarta Utara, Green Bay Tower M 23 AS Pluit Jakarta Utara, Apartemen Taman Anggrek Tower 3 No. 29 B Jakarta Barat, Apartemen Laguna Tower B Lt. 28 No. 32 Pluit Jakarta Utara.

Saat ini, kata dia, Bareskrim sedang memburu satu Warga Negara Asing (WNA) ZJ yang diduga sebagai penyandang dana dari layanan penyebaran SMS ancaman tersebut. Namun, Helmy tak bisa menyebut asal negara ZJ yang buron itu.

"ZJ (DPO) merupakan WNA, beralamat di The Spring Cluster Pelican Jl Pelican Barat 1 No. 25 Cihuni, Pagedangan, Tangerang, Banten. Diduga berperan sebagai pendana juga mentransmisikan SMS berisi kesusilaan, ancaman dan penistaan kepada korban pinjaman online,” jelas dia.

Selain menangkap pelaku, polisi juga menyita barang bukti berjumlah 121 unit modem, 17 unit CPU, 8 unit monitor, 8 unit laptopc 13 unit handphone, 1 box simcard baru dari provider tertentu sebanyak kurang lebih masing-masing boxnya itu 500 pcs dan 2 unit flash disk.

“Ini barang-barang yang tadi kita dapatkan dari TKP 1, 2 dan 3,” ucapnya.

Atas perbuatannya, para tersangka disangka Pasal 45B Jo Pasal 29 dan/atau Pasal 45 Ayat (1) Jo Pasal 27 Ayat (1) dan/atau Pasal 45 Ayat (3) Jo Pasal 27 Ayat (3) dan/atau Pasal 45 Ayat (4) Jo Pasal 27 Ayat (4) dan/atau Pasal 51 Ayat (1) Jo Pasal 35 Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) dan/atau Pasal 3, Pasal 4 dan Pasal 5 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan/atau Pasal 311 Ayat (1) KUHP Jo Pasal 55 Ayat (1) Ke-1 KUHP.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya