Rekam Jejak Komplotan Bengis Perampok Toko Emas yang Diotaki Hendrik
- VIVA.co.id/Putra Nasution
VIVA – Aksi rampok yang menyasar dua toko emas di Pasar Simpang Limun, di Jalan SM Raja, Kota Medan, Sumatera Utara, pada 26 Agustus 2021 jadi perhatian. Komplotan yang beraksi dengan senjata api itu diotaki salah seorang pelaku yang terpaksa ditembak mati karena melawan saat ditangkap.
Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sumut, Kombes Pol Tatan Dirsan Atmaja menyampaikan tak mudah untuk mengungkap dan menangkap komplotan rampok tersebut. Dia menekankan kasus ini terungkap berkat petunjuk dari rekaman CCTV. Kata dia, pihaknya kumpuli satu per satu mencapai ratusan rekaman CCTV.
"Untuk mengungkap kasus ini, polisi harus bekerja keras mengumpulkan 120 lebih rekaman CCTV di pasar dan jalan raya yang dilintasi para pelaku," kata Tatan kepada wartawan di Kota Medan, Jumat 17 September 2021.
Dari rekaman CCTV ini lah, lima tersangka, yakni Hendrik Tampubolon (38) Paul (32) Farel (21) dan Prayogi alias Bejo (26) dan Dian (30) berhasil ditangkap. Otak pelakunya, Hendrik harus ditembak mati petugas, karena melawan petugas saat dilakukan penangkapan. "Alhamdulillah, dari petunjuk (CCTV) itu kita berhasil menangkap para pelaku," tutur Tatan.
Kawanan perampok toko emas bersenpi pada Kamis 26 Agustus 2021, lalu didalangi tersangka Hendrik Tampubolon. Selain sebagai otak aksi, Hendrik juga pemilik tiga pucuk senjata api. Kemudian, yang bersangkutan ditembak mati dalam penangkapannya di Kabupaten Dairi.
Tiga tersangka lainnya masing-masing Paul, Prayogi dan Farel merupakan kenalan baru Hendrik. Ketiganya diperkenalkan kepada Hendrik oleh tersangka Dian. Dian merupakan rekan Hendrik yang tidak ikut serta dalam perampokan ini.Â
Pengalaman menjadi penjahat kriminal dan sama-sama pernah mendekam di tahanan rutan Tanjung Gusta menjadi acuan bagi Dian mempertemukan ketiga tersangka dengan Hendrik.
Sedangkan, Hendrik merupakan seorang buron kasus perampokan salah satu bank di Riau pada 2020 lalu. Dia juga DPO pembunuh  bayaran yang nyaris menewaskan seorang kepala desa di Rokan Hilir.Â
Ia juga membeli senjata api laras panjang dari Aceh, Serta memiliki dua senjata laras pendek Revolver dan Winchester sejak 2012.
Dalam aksinya tersebut, untuk menghilangkan jejak, keempat tersangka membuang sebo, topi dan jaket yang dikenakan saat merampok. Mereka juga melapisi jari menggunakan plester agar tidak menyisakan sidik jari.Â
Sebelum merampok, mereka juga mengobservasi toko emas yang menjadi targetnya sehari sebelumnya. Adapun pelarian kawanan ini teridentifikasi di salah satu CCTV sekitar Jalan Menteng, Medan Denai. Saat itu, tersangka Paul masih memakai celana yang dikenakannya saat merampok.
Dari penangkapan Paul dan Farel terungkap, seluruh emas Rampokan dibawa oleh Hendrik. Kemudian, dijanjikan akan dibagi minimal Rp100 juta perorang. Usai merampok, tiga tersangka diberi uang masing-masing Rp4 Juta, kecuali tersangka Dian.
Kawanan ini berhasil mencuri total 6,8 kilogram emas serta Rp20 Juta uang tunai. Saat beraksi, komplotan ini juga menembak salah seorang tukang parkir yang coba menghalau mereka.
Emas rampokan itu kemudian dikubur Hendrik di perladangan sekitar kediaman orangtuanya di Dairi. Selama pelarian hingga ditembak mati saat penangkapan, emas curian itu belum sempat dijual.
Dalam kasus itu, pihak kepolisian juga mengamankan barang bukti 6,8 kilogram emas, senjata api, ratusan amunisi. Kemudian, sepeda motor hasil curian di Riau yang digunakan merampok di Medan.