Beredar Tabung Oksigen Palsu di Tulungagung, Diduga Udara Kompresor
- ANTARA
VIVA – Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, dikejutkan dengan beredarnya beberapa tabung berisi oksigen palsu yang diduga diisi udara biasa dari kompresor tambal ban.Â
Beredarnya tabung oksigen palsu ini memicu kekhawatiran di kalangan peternak dan pedagang ikan hias yang biasa menggunakan udara segar itu untuk mengirim paket ikan hidup ke luar daerah. Begitu juga untuk kalangan medis di masa pandemi COVID-19 seperti saat ini.
Alipin, anggota kelompok peternak Sol Koi di Tulungagung, menemukan tabung oksigen palsu setelah ikan hias dalam kantong plastik yang diisi udara dari tabung oksigen itu mati.
"Kami menyadari oksigen yang kami dapat (beli) palsu setelah ikan dalam kantong plastik yang telah diisi udara dari tabung oksigen itu mati, hanya selang beberapa menit setelah pengisian," kata Alipin.
Ada dua kantong plastik berisi ikan koi yang sempat diisi oksigen palsu, saat kejadian. Beberapa ikan koi yang ada di satu kantong plastik mati dalam tempo kurang dari 15 menit, setelah sempat terlihat megap-megap kehabisan udara segar oksigen.
Sementara satu kantong lagi masih bisa diselamatkan, setelah Alipin dan kawan-kawan menyadari ada yang beres pada dua kantong plastik berisi ikan koi yang mereka kemas.
"Kami kemudian menguji tabung hitam yang kami curigai berisi oksigen palsu dengan oksigen asli," ujarnya.
Caranya, udara dari dua tabung oksigen itu dimasukkan dalam kantong plastik. Kantong yang berisi oksigen asli langsung terbakar saat disulut api. Sedangkan yang berisi oksigen palsu sama sekali tak terbakar. "Kalau dibakar kelihatan jelas sekali," katanya.
Perbedaan lainnya adalah suhu tabung. Oksigen palsu dalam tabung hitam itu terasa lebih hangat, dibanding oksigen asli. Saat dihirup, oksigen asli terasa lebih segar. Sedang oksigen palsu seperti udara biasa.
Alipin menduga tabung hitam berisi oksigen palsu itu diisi dengan udara biasa dari mesin kompresor tambal ban. Ia mengaku membeli tabung oksigen palsu itu dari temannya pada Senin (19/7), itu pun dengan harga yang cukup tinggi. "Kalau biasanya Rp25 ribu, saya dapatnya sekitar Rp100 ribu," ujarnya.
Bahaya untuk Manusia
Alipin mengakui awalnya ada tiga tabung oksigen yang ia curigai palsu. Ia membeli satu tabung, sedangkan dua tabung lagi rencananya akan digunakan untuk orang sakit.
Begitu tahu tabung yang barusan didapat dari orang Pacitan palsu, Alipin segera memberitahu temannya agar tabung oksigen tersebut tidak digunakan untuk manusia atau orang sakit.
Peredaran oksigen palsu itu tentu sangat mengkhawatirkan, karena terjadi di tengah kelangkaan oksigen sejak serangan pandemi COVID-19 kembali meningkat seiring persebaran virus corona varian delta.
Peternak dan pedagang koi yang sangat bergantung pada ketersediaan oksigen untuk mengirim ikan hidup ke luar daerah, bahkan luar pulau, kesulitan mendapat bahan baku udara segar itu lantaran tingginya kebutuhan oksigen untuk kepentingan medis.
Imbasnya, banyak peternak dan pedagang ikan koi, juga jenis ikan hias lain yang tidak bisa mengirim paket ikan hidup ke luar daerah.
Keuntungan mereka pun otomatis menurun drastis, hingga sekitar 40-50 persen. Untuk jenis ikan koi, pedagang biasanya mengirim dengan tujuan kota-kota besar di wilayah Jawa Tengah, Jawa Barat, DKI Jakarta, Bali, dan sebagian Kalimantan. (Ant)