Satpam Tua Perkosa ABG sejak 2019, Jumlah Aksinya Mencengangkan

Polisi memperlihatkan seorang pria tua bekas satpam tersangka pemerkosa gadis remaja di Surabaya dalam konferensi pers di kantor Kepolisian Resor setempat Kamis, 27 Mei 2021.
Sumber :
  • VIVA/Nur Faishal

VIVA – Seorang pria tua berinisial K (60 tahun) ditangkap oleh polisi gara-gara memerkosa wanita berusia 13 tahun. Ia merudapaksa korban sejak tahun 2019, saat tersangka bertugas sebagai satpam di sebuah lapangan futsal di Ngagel, Kota Surabaya, Jawa Timur. 

7 Fakta Kasus Agus Buntung yang Diduga Perkosa Mahasiswi di NTB

Wakil Kepala Satuan Reserse Kriminal Polrestabes Surabaya Komisaris Polisi Ambuka Yudha menjelaskan, perbuatan tersangka terungkap setelah orang tua korban melapor ke Unit Perlindungan Perempuan Anak (PPA). Setelah menemukan alat bukti cukup, polisi menangkap K di rumahnya.

Korban adalah tetangga tersangka. Ia menggunakan kamar mandi di tempat dia bekerja sebagai satpam untuk menggauli korban. Di situ tersangka menyimpan alas untuk merudapaksa korban.

Gadis 19 Tahun Ditangkap Karena jadi Mucikari Pekerjakan Anak Dibawah Umur Lewat Mi Chat

Tersangka mengakui perbuatannya saat diperiksa polisi. "Persetubuhan dilakukan tersangka terhadap korban 30 kali," kata Ambuka di Markas Polrestabes Surabaya, Jawa Timur, pada Kamis, 27 Mei 2021.

Setiap kali menyetubuhi korban, tersangka memberikan duit Rp100 ribu. Tersangka juga menakut-nakuti korban akan disantet alat kelaminnya. Korban pun akhirnya takut dan pasrah tiap kali disetubuhi tersangka.

Penjelasan Polda Sumut Soal Kasus Gadis Terima Video Asusila jadi Tersangka Kini Berakhir Damai

Dalam pemeriksaan juga diketahui bahwa tersangka berhasrat dengan anak di bawah umur. Namun secara psikologis tersangka tidak memiliki kelainan. Ia memerkosa secara sadar. "Saya ngasih Rp100-150 ribu. Hanya di situ (kamar mandi) yang memungkinkan [memperkosa],” kata K. 

Tersangka K terjerat Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan hukuman penjara 15 tahun. Sedangkan korban mendapat pendampingan dari Dinas Pengendalian Penduduk, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP5A) Surabaya.

ilustrasi ambulans.

Kasus Bocah Tewas Diduga Diperkosa di Jaktim, Polisi: Belum Terima Autopsi Lengkap

Polisi tegaskan belum menerima hasil autopsi lengkap apakah korban benar-benar meninggal karena penyebabnya diduga rudapaksa.

img_title
VIVA.co.id
9 Desember 2024