Dosen di Yogyakarta Akui Pelecehan Seksual dengan Modus Riset Ilmiah
- Unsplash
VIVA – Seorang dosen, berinisial BA, pada salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta membuat pengakuan blakblakan bahwa dia telah melakukan pelecehan seksual terhadap sejumlah perempuan. Dia juga berterus terang bertindak asusila itu dengan kedok riset ilmiah tentang swinger alias tukar pasangan.
Dugaan pelecehan seksual oleh BA itu sempat viral di media sosial. Pada Minggu, 2 Agustus 2020, BA mengunggah sebuah video yang memuat pengakuan dan permintaan maafnya atas kabar tindak asusila yang dialamatkan kepadanya.
Dalam video itu, BA mengaku memang melakukan pelecehan seksual kepada sejumlah perempuan dengan modus penelitian tentang swinger alias tukar pasangan suami-istri dalam hubungan seksual.
Baca: Terduga Pelaku Seks Fetish Ternyata Pernah Digerebek karena Asusila
Berikut ini isi pengakuan BA dalam video yang diunggah di akun media sosialnya pada 2 Agustus, meski akunnya tak lagi bisa diakses pada Senin, 3 Agustus:
"Terima kasih teman-teman yang sudah mau mendengarkan video ini. Saya membuat rekaman ini dengan kesadaran penuh dan tanpa paksaan dari siapa pun. Saya BA (nama diinisial) ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong, karena sesungguhnya saya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata."
"Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya di setiap waktu. Selain berfantasi secara virtual tentang swinger, saya juga pernah melakukan pelecehan secara fisik."
"Secara khusus saya meminta maaf kepada seluruh korban, baik dari kampus UGM Bulaksumur maupun yang lain yang pernah menjadi korban pelecehan saya baik secara fisik, tulisan maupun verbal sehingga menimbulkan trauma."
"Saya juga minta maaf kepada NU dan UGM karena selama ini menyalahgunakan nama NU dan UGM dalam mencari target. Secara umum saya memohon maaf kepada seluruh masyarakat Indonesia dan berjanji tidak lagi melakukan kebohongan ini."
"Apa yang saya lakukan selama ini tidak diketahui oleh istri saya. Setelah ini saya akan menceritakan kepada istri saya dan meminta dia mendampingi saya dalam melakukan terapi secara intensif ke psikolog maupun psikater agar bisa terbebas dari penyimpangan ini. Kemudian terakhir saya berjanji untuk tidak melakukan hal ini lagi dan bila terbukti melakukan lagi saya siap menerima semua konsekuensi hukum."
Dalam video itu, BA meminta maaf kepada Universitas Gadjah Mada (UGM) dan Nahdlatul Ulama (NU) yang dia catut untuk melancarkan aksinya.
Kepala Bagian Humas dan Protokol UGM, Iva Ariani, tak berkomentar banyak atas pengakuan BA. Seandainya dugaan pelecehan seksual itu benar, katanya, semuanya menjadi tanggung jawab sepenuhnya BA dan tak ada hubungannya dengan UGM.
"Karena itu merupakan kegiatan yang tidak ada hubungannya dengan UGM maka menjadi tanggung jawab pribadi. Tidak ada kaitannya dengan UGM sebagai institusi," ujar Iva saat dihubungi, Senin, 3 Agustus 2020.
BA belum dapat dikonfirmasi hingga berita ini dipublikasikan dan VIVA.co.id terus berupaya menghubunginya untuk mendapatkan penjelasan lebih terperinci. (ase)