Editor Metro TV Disebut Sering Mampir, Pemilik Warung Merespons
- VIVAnews/Vicky Fajri
VIVA – Polisi menyampaikan keterangan baru terkait dugaan editor Metro TV, Yodi Prabowo yang sering mampir ke sebuah warung dekat lokasi jasad ditemukan di kawasan Ulujami, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Salah seorang pemilik warung, Amir, mengaku  tak mengenal almarhum Yodi.
Dia heran kalau dikabarkan korban memang sering mampir ke warungnya. Polisi pun saat datang ke warungnya juga bertanya yang sama.
"Saya heran dibilang kenal sama korban. Padahal, sampai Minggu sore polisi masih datang ke sini, yang ditanya sama," kata pria yang akrab disapa Bang Amir itu kepada VIVA di warungnya, Rabu 15 Juli 2020.
Baca Juga: Fakta Baru, Editor Metro TV Sering ke Warung Dekat Lokasinya Tewas
Amir menegaskan tak mengenal korban. Begitupun saat VIVA memperlihatkan foto Yodi, ia mengatakan belum pernah melihat almarhum mampir ke warungnya. "Enggak pernah ke sini, enggak ada, enggak kenal saya,"
Pun, ia mengatakan jika memang ada pembeli termasuk orang asing, pasti disapanya. Kata Amir, ia biasanya mengajak ngobrol pembelinya.
"Kalau orang asing yang datang pasti saya tahu, dan enggak saya diamkan. Pasti saya ajak ngobrol, pasti saya tanya dari mana, mau ke mana," tutur bang amir.
Selain warung Bang Amir ada warung lainnya yang juga berjualan makanan, minuman. Setidaknya ada dua warung yang mengapit lapak Amir.
VIVA pun menyambangi warung milik Mimi yang berada di sebelah kanan Amir. Mimi mengatakan warungnya beroperasi sampai pukul 22.00 WIB.
Sama seperti Amir, Mimi pun tak mengenal almarhum Yodi Prabowo. Meski demikian, ia mengaku sudah diminta keterangan dari pihak kepolisian terkait pisau yang diduga untuk menusuk Yodi.
"Waktu Minggu malam, apa Senin malam itu, pihak kepolisian juga datang ke warung saya, Yang ditanya ya soal pisau itu. Pisau-pisau di sini juga diperiksa semua," ujar Mimi. (ren)
Menhan Israel Blak-blakan Akui Negaranya Dalang di Balik Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh
Menteri Pertahanan Israel mengakui bahwa Israel berada di balik pembunuhan pemimpin biro politik kelompok perjuangan Palestina, Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran.
