Bukan Hipnotis, Polisi Sebut Pesepeda di Bundaran HI Korban Pemalakan
- ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
VIVA – Polisi mengatakan, pesepeda yang disebut jadi korban hipnotis telah membuat laporan polisi. Dalam laporannya, korban mengaku tidak dihipnotis.
"Tidak ada dihipnotis. Bukan dihipnotis," kata Kapolsek menteng AKBP Guntur Muhammad Thariq saat dikonfirmasi wartawan, Rabu 1 Juli 2020.
Dia menjelaskan, hal ini adalah murni kejahatan jalanan bukan hipnotis. Dimana saat itu korban yang berjenis kelamin semua sekitar empat orang bersepeda. Lalu mereka bertemu pelaku yang jumlahnya lebih dari satu. Kemudian, para pelaku ini mengajak korban dan teman-temannya nongkrong bareng.
"Berlanjutlah tiba-tiba gimana ada niatan jahat anak cowok ini. Diambil telepon genggamnya dan diancam 'awas kamu ya kalau teriak, dibikin gak bisa pulang'. Takutlah anak perempuan ini," ujarnya.
Bisa dibilang kalau korban mengalami pemalakan. Namun, pelaku tidak memakai senjata tajam dan lainnya dalam aksi pemalakan tersebut. Para pelaku sendiri memakai sepeda motor untuk kabur setelah beraksi. Hingga kini, lanjutnya, polisi sendiri masih melakukan pemburuan.
"Masih dikejar. Buser dari dua malam ini masih mencari. Kita ikuti sesuai CCTV yang ada," katanya.
Sebelumnya diberitakan, viral di media sosial kabar tentang seorang pesepeda menjadi korban kejahatan dengan modus hipnotis, di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Thamrin, Jakarta Pusat, Senin, 29 Juni 2020 malam.
Akun Instagram @info_jakartapusat mem-posting. Disebutkan, peristiwa ini terjadi sekira pukul 19.30 WIB. Sekelompok remaja sekitar empat orang dihipnotis dan dicuri telepon genggamnya saat tengah beristirahat usai bersepeda.