Curi Helm Polantas Saat Corona, Pius Klaim Sebagai Ketua Anarko

VIVAnews - Di tengah wabah virus corona atau Covid-19 ini, seorang pria bernama Pius dicokok polisi buntut nekat coba menggondol helm milik seorang polisi lalu lintas di kawasan Semanggi, Jakarta, pada Minggu 12 April 2020 lalu.

Namun, dalam pemeriksaan di kantor polisi, pelaku mengaku sebagai anggota dari kelompok Anarko Syndicalism. Bahkan, dia mengklaim sebagai Ketua Anarko Sindikalis Indonesia.

Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Jerry Siagian, membenarkan adanya kejadian ini. Kasus kini masih ditangani pihaknya.

"(Pelaku) pencurian helm Polantas, TKP (Tempat Kejadian Perkara) Semanggi. Ditangkapnya hari Minggu. Ternyata pengakuan dia Anarcho," kata Jerry saat dikonfirmasi VIVAnews, Rabu 15 April 2020.

Terkait pengakuannya yang merupakan anggota Anarko, polisi kini tengah mendalaminya. Pengakuan pelaku tengah diusut bagian Subdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

Sementara itu, dalam video yang beredar, Pius mengaku bertugas sebagai pemberi doktrin. Dia juga menjabarkan identitasnya.

"Kita kasih ke Kamneg (video pemgakuan Pius mengklaim anggota Anarko) sebagai bahan penyidikan mereka (juga)," kata dia.

Berikut bunyi pengakuan Pius:

Jill Biden Kembali Positif COVID-19, Segera Isolasi Mandiri di Rumah

"Nama saya Pius Laut Labungan tempat lahir Ambon 7 Juni 1995. Saya adalah A1, saya Ketua Anarko Sindikalis Indonesia dengan tujuan tatanan dunia baru tanpa pemerintahan. Saya punya A1 adalah saya. Saya punya A2 bernama Johan yang bertugas dalam pencarian dana. Saya punya A3 Andreas Tagala yang bertugas sebagai koordinator lapangan. A4 Siamanaloho, yang bertugas sebagai pemberi doktrin."

Lima orang dicokok buntut membuat keonaran di masyarakat di tengah wabah virus corona atau Covid-19. Kelimanya adalah MRR alias Bunga (21 tahun), AAM alias Aflah (18 tahun), RIAP alias Rio (18 tahun), RJ alias Riski (19 tahun), dan yang terakhir adalah MRH.

Belum Lenyap, Kasus COVID-19 di Indonesia Didominasi Varian EG.2 dan EG.3

Keonaran yang hendak mereka timbulkan di masyarakat caranya dengan menyebarkan berita bohong yang dapat menimbulkan keonaran di kalangan masyarakat atau menghasut supaya melakukan tindak pidana.

Kelimanya berbuat vandalisme dengan membuat tulisan yang salah satunya berisi kalimat 'SUDAH KRISIS, SAATNYA MEMBAKAR'. Aksi vandalisme ini dilakukan di beberapa titik di wilayah Tangerang Kota pada Kamis 9 April 2020 lalu.

WHO Nyatakan COVID-19 Bukan Lagi Darurat Kesehatan Global

"Mereka dari kelompok anarko. Jadi, mereka ditangkap mendasari aktivitas mereka yang melakukan upaya vandalisme di wilayah Tangerang Kota. Adapun tulisan yang mereka semprotkan dengan menggunakan pilox adalah 'kill the rich atau 'bunuh orang-orang kaya', 'sudah krisis, saatnya membakar', 'mau mati konyol atau melawan'. Jadi, ini tulisan yang nereka buat," kata Nana, Sabtu 11 April 2020.

Presiden Jokowi dicek kesehatan sebelum divaksinasi booster COVID-19 tahap dua

Bertarung Pulihkan Pandemi, Jalan Terjal Pemerintah Indonesia Bangkit dari Belenggu COVID-19

Lantas bagaimana jejak perjalanan mewabahnya virus mematikan Sars-CoV-2 tersebut, hingga langsung memunculkan situasi pandemi yang mencekam di Tanah Air?

img_title
VIVA.co.id
2 Oktober 2024