Video Pelecehan Anak di Yogyakarta Viral di Medsos
VIVAnews - Media sosial di Yogyakarta diramaikan dengan sebuah video pelecehan seksual terhadap seorang anak perempuan. Video tersebut berasal dari rekaman CCTV di kawasan Umbulharjo, Kota Yogyakarta, pada Kamis, 12 Maret 2020.
Dalam video berdurasi 1 menit 59 detik ini terlihat seorang pria mengenakan kaos orange dengan celana pendek hitam tampak mengendarai sebuah sepeda motor matik. Di belakangnya ada seorang anak perempuan sedang membonceng.
Saat melintas di gang, pria itu kemudian memberhentikan motornya di salah satu sudut. Saat itu, si pria menurunkan anak perempuan dan mengajaknya ke salah satu sudut gang.
Dalam rekaman kemudian terlihat si pria mendudukkan si anak perempuan. Kemudian pria itu sempat menurunkan resleting celana pendeknya. Setelahnya, si pria meninggalkan anak perempuan itu sendirian.
Kerabat korban, Sudiarto (50), menjelaskan jika peristiwa yang terekam dalam CCTV itu terjadi pada Kamis, 12 Maret 2020 sekitar pukul 15.30 WIB.
Sudiarto menerangkan saat kejadian korban yang masih duduk di TK ini baru saja membeli jajan di dekat rumahnya. Saat itu, korban baru diberi uang oleh neneknya untuk membeli jajan.
Dari keterangan korban, sambung Sudiarto, saat itu tiba-tiba korban didatangi oleh seorang pria yang mengendarai motor. Pria itu mengiming-imingi korban untuk membeli jajanan di daerah Jogja Expo Center (JEC).
"Katanya mau diajak ke JEC. Tapi mau ke JEC malah belok kiri. Terus dia (korban) nangis di perjalanan itu," ujar Sudiarto, Jumat 13 Maret 2020.
Sudiarto menjabarkan saat itu korban diantarkan oleh ibu-ibu dalam keadaan menangis. Awalnya, keluarga tidak tahu jika korban mengalami pelecehan seksual. Keluarga, lanjut Sudiarto, tahunya korban diculik.
Sudiarto berharap pelaku bisa segera tertangkap. Alasannya, di daerahnya banyak anak-anak kecil yang bisa saja menjadi sasaran pelaku di kemudian hari.
"Harapan kami pelaku segera ditangkap. Agar kejadian serupa tidak terjadi. Di sini banyak anak-anak kecil. Kalau siang juga kebetulan sepi. Takutnya terjadi lagi," tegas Sudiarto.