Polisi Buru 50 Bidan dan 100 Calo Klinik Aborsi Paseban
- ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
VIVA – Polisi menyebut bukan hanya satu bidan di klinik aborsi Paseban, Pasar Senen, Jakarta. Selain RM, diduga ada 50 bidan lagi yang bekerja untuk klinik itu dengan peran memasok pasien.
"Dari hasil pemeriksaan para tersangka ini bukan cuma si bidan RM saja yang kita amankan ini sebagai salah satu pemasok pasien yang melakukan aborsi disana. Ternyata hampir kurang lebih 50 bidan lagi," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusri Yunus di Mapolda Metro Jaya, Senin 17 Februari 2020.
Sama dengan RM, 50 bidan ini menjaring calon yang hendak memakai jasa ilegal ini lewat media sosial. Cara menawarkannya beda-beda, mereka berimprovisasi sendiri. Semisal RM yang membut website dengan nama Klinik Amora.
RM mempromosikan kalau praktik ditangani dokter spesialis yang tempatnya bagus dan steril dengan harga terjangkau.
"Tetapi pada saat pasien datang akan berhubungan dengan bidan ini melalui WhatsApp yang sudah disampaikan melalui media sosial yang ada. Ketemu dia di tempat alamat yang ditujukan bidan ini, dari sana kemudian di antar ke klinik Paseban yang tidak berulang sama sekali untuk dilakukan tindakan," katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, 50 bidan ini ternyata punya kaki tangan lagi. Mereka jumlah yang tidak sedikit, yakni ada sekitar 100 orang. Tugasnya mereka juga mencari calon pengguna jasa. Hingga kini polisi masih memburu mereka.
"Dari 50 bidan yang lain sama seperti itu, nanti mereka punya kaki tangan lagi hampir sekitar 100 calo untuk mencari pasien lain menggunakan kartu nama yang ada. Tapi tentu ditujukkan kepada bidan itu dan nanti bidan itu yang mengantar kesana. Nah, itu yang dilakukan para sindikat ini," katanya lagi.
Sebelumnya, praktik klinik aborsi ilegal di daerah Paseban, Jakarta Pusat, terbongkar. Polisi mencokok tiga orang diduga sebagai pelakunya. Mereka adalah seorang dokter berinisial A, bidan berinisial RM, dan karyawan berinisial SI.
"Klinik ini tanpa nama, tetapi klinik ini dikenal Klinik Aborsi Paseban kalau disosialisasikan melalui website. Dia (A) ini memang dokter, pernah menjadi PNS di Riau tetapi karena desersi enggak pernah masuk, dia dipecat," ujar Yusri.
Tercatat sudah 1.632 pasien yang mendatangi klinik aborsi ilegal itu, dengan rincian 903 pasien telah menggugurkan janinnya.