Dokter Aborsi di Klinik Paseban Diduga Lebih dari Satu

Ilustrasi bayi.
Sumber :
  • ISTOCK/BBC.com

VIVA – Polisi menduga bukan hanya dokter A yang melakukan praktik aborsi di Klinik Paseban, Jakarta Pusat. Dugaan ini berdasarkan pengakuan dokter A.

Dokter Sonia Wibisono Ungkap Cara Menurunkan Berat Badan Sehat Tanpa Rasa Lapar Berlebihan

"Keterangan yang bersangkutan, ada beberapa dokter yang melakukan aborsi di sini (Klinik Paseban)," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus di lokasi, Jumat, 14 Februari 2020.

Hal ini dikuatkan dengan pengakuan dokter A yang sudah tidak melakukan praktik aborsi selama 3 bulan terakhir. Maka itu, praktik aborsi dilakukan oleh dokter lain. 

Richard Lee Vs Doktif Ribut, Deddy Corbuzier Singgung Sumpah Dokter: Buat Memperkaya Diri?

Dokter A mengaku tak melakukan praktik karena sakit. Selama tak melakukan praktik aborsi, dokter A tetap dapat upah senilai Rp900 ribu. Polisi pun masih mendalami identitas oknum dokter yang dimaksud dokter A.

"A sudah hampir selama 3 bulan, dia kurang sehat, dia menitipkan kepada RM dan juga stafnya untuk aborsi. Dia hanya mendapat upah," katanya.

Warganya Ditangkap Usai Tabrak Kerumunan Pasar Natal di Jerman, Begini Respons Arab Saudi

Lebih lanjut Yusri mengatakan tempat yang dijadikan praktik aborsi itu sendiri adalah kediaman dokter A. Sewanya seharga Rp175 juta per tahun. A punya ratusan kaki tangan mulai dari bidan dan calo.

"Tempat ini (Klinik Paseban), dia (tersangka MM) sewa selama tiga tahun dengan harga Rp175 juta per tahun. (Sewa) sudah berjalan 21 bulan. Dia (tersangka MM) mempunyai kaki tangan sekitar 50 bidan dan hampir 100 calo (untuk mempromosikan Klinik Paseban)," kata dia.

Sebelumnya diberitakan, praktik klinik aborsi ilegal di daerah Paseban, Jakarta Pusat, terbongkar. Polisi mencokok tiga orang diduga sebagai pelakunya. Mereka adalah seorang dokter berinisial A, bidan berinisial RM, dan karyawan berinisial SI.

"Klinik ini tanpa nama, tetapi klinik ini dikenal Klinik Aborsi Paseban kalau disosialisasikan melalui website. Dia (A) ini memang dokter, pernah menjadi PNS di Riau tetapi karena desersi enggak pernah masuk, dia dipecat," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi Yusri Yunus di lokasi, Jumat, 14 Februari 2020.

Tercatat 1.632 pasien telah mendatangi klinik aborsi ilegal itu, dengan rincian 903 pasien telah menggugurkan janinnya. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya