Kasus Siram Cairan Kimia, Kriminolog: Lebih ke Pribadi daripada Teror

Ilustrasi garis polisi.
Sumber :
  • VIVA/Dani

VIVA – Kasus penyiraman cairan kimia terjadi dalam rentang waktu berdekatan di Kebon Jeruk dan Kembangan, Jakarta Barat. Saat ini, polisi masih mengusut dua perkara itu.

KKB Bakar Gedung SMP di Distrik Sinak Papua Tengah setelah Tembak Dua Pengemudi Ojek

Kejadian tersebut menimpa dua siswi bernama Aurel dan Prameswari yang disiram cairan kimia, di Jalan Kebon Jeruk Raya, Jakarta Barat, Selasa, 5 November 2019. Tiga hari kemudian, seorang pedagang sayur keliling bernama Enah (60 tahun) juga menjadi korban. Orang tak dikenal menyiramnya dengan cairan kimia, di Meruya, Jakarta Barat, Jumat, 8 November 2019 malam lalu. Lantas, apakah dua kejadian ini merupakan teror ke masyarakat?

Kriminolog dari Universitas Indonesia, Muhammad Mustofa, menilai, kejadian itu lebih ke hubungan pribadi antara pelaku dengan korban. Menurut dia, kasus itu terjadi lebih karena ada hubungan tidak baik antara pelaku dan korban.

"Jadi lebih ke arah situ daripada teror. Kalau teror tujuannya apa," ujarnya saat dihubungi VIVAnews, Selasa, 12 November 2019.

Polisi Bongkar 619 Kasus Judol sejak 5 November 2024, 734 Orang Ditetapkan Tersangka

Hal senada dikemukakan kriminolog Reza Indragiri Amriel. Lantaran baru dua kasus, menurut dia, sulit untuk dinilai apakah kejadian ini sungguh-sungguh pola atau bahkan tren. 

Untuk mengetahui apakah ini merupakan teror terhadap masyarakat, Reza mengatakan, mesti dicek lebih dulu siapa saja yang sudah menjadi korban. "Di sinilah pentingnya profil korban, bukan melulu profil pelaku. Kalau para korban punya kesamaan atau kekhasan maka mereka dengan ciri yang sama saja yang beralasan untuk terteror. Tapi, sekali lagi, dua kasus saja masih terlalu sedikit," ujarnya.

Polisi Ungkap Modus Peminjam Bawa Kabur Duit Anak Usaha KoinWorks

Jika melihat korbannya dua siswi SMP dan seorang ibu paruh baya, menurut Reza, profil yang bisa dibangun baru satu yaitu para korban berjenis kelamin perempuan. Namun, lanjut dia, sebenarnya bisa dibuat juga profil situasi, area, jam, hari, di tengah atau tepi jalan, kendaraan pelaku dan lainnya.

Korban penyiraman air keras.

Soal bagaimana tindakan yang mesti dilakukan polisi, menurut Mustofa, tidak tepat jika setiap masalah meminta polisi untuk mengantisipasi. Dia mengemukakan, untuk antisipasi harus lebih ke partisipasi masyarakat.  

Mustofa mengungkapkan, ketika persoalan lebih kepada konflik hubungan antarpribadi, sosialisasi nilai perdamaian harus lebih daripada nilai permusuhan. "Itu biar orang lebih berpikir kalau ada masalah selesaikan baik-baik," ujarnya.

Menurut dia, yang berperan penting membantu adalah media. Terutama tayangan sinetron-sinetron yang sarat kejahatan itu harus dikurangi lantaran memberikan solusi dengan cara yang salah. "Itu harus dikurangi sinetron yang ditayangkan. Nilai-nilai kedamaian, kerukunan, itu yang harus lebih banyak," ujarnya.

Sebelumnya diberitakan, dua siswi bernama Aurel dan Prameswari disiram cairan kimia, di Jalan Kebon Jeruk Raya, Jakarta Barat, Selasa, 5 November 2019. Aurel mengalami luka bakar cukup serius pada bagian bahu, tangan, dan badannya. Satu korban lagi, Prameswari mengalami luka bakar ringan pada bagian tangan. Kejadian nahas ini terjadi saat keduanya berjalan kaki pulang dari sekolah.

Dari arah berlawanan, kemudian datang seorang pemuda dengan sepeda motor memepet, lalu menyiram air ke mereka. Awalnya, mereka berdua hanya menduga disiram air biasa. Namun, tak lama kemudian mereka merasa kulitnya kering dan terbakar.

Usai kasus itu, seorang pedagang sayur keliling bernama Enah (60 tahun) menjadi korban. Dia mengalami hal serupa di kawasan Meruya, Kembangan, Jakarta Barat, Jumat, 8 November 2019 malam lalu. 

Dari data yang berhasil dihimpun, hal itu terjadi saat dia berjalan pulang dagang ke rumahnya. Kemudian, tiba-tiba ada pengendara sepeda motor yang datang dan langsung menyiramnya dengan air. Sama dengan kasus yang menimpa Aurel dan Prameswari, dalam kasus ini korban awalnya juga tak merasakan apa pun. Tak lama kemudian kulitnya terasa panas.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya