Polisi: Dosen Nonaktif IPB dan Kelompoknya Berencana Bom Indomaret
- Foe Peace
VIVA – Belum puas dengan demo berujung ricuh di kawasan Gedung DPR/MPR RI pada 24 September 2019 menjadi alasan dosen Nonaktif Institut Pertanian Bogor (IPB) nonaktif, Abdul Basith, bersama kawanannya dalam merencanakan aksi teror dengan bom rakitan saat Aksi Mujahid 212. Demikian ungkap polisi.
Pada 24 September malam setelah aksi unjuk rasa, para pelaku kembali menggelar pertemuan di rumah tersangka SO di kawasan Tangerang. Pertemuan dihadiri tersangka SO, SN, DMR, JA, dan AK. Di sana dilakukan pembuatan bom rakitan, hingga penetapan eksekutor peledakan.
"Dievaluasi ternyata kurang maksimal kegiatan (peledakan) untuk mendompleng membuat kerusuhan tanggal 24 September," ucap Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Argo Yuwono, di Mapolda Metro Jaya, Jumat 18 Oktober 2019.
Kemudian 25 September, tersangka Laode S mencari pembuat bom rakitan dan menghubungi Laode N dan Laode A di Papua, juga pembuat bom lain, yaitu JH yang berada di Bogor. Laode N dan Laode A diberi Rp8 juta oleh Abdul untuk menuju Jakarta.
"(Abdul Basith) Juga memberi uang kepada SO senilai Rp1 juta untuk membeli bahan-bahan (bom rakitan)," kata Argo.
Laode N dan Laode A tiba di Jakarta 26 September dan langsung ke rumah di kawasan Bogor, Jawa Barat. Kemudian 27 September, pertemuan perencanaan digelar lagi di rumah SO. Selain, SO, ada Abdul, YD, dan Laode S di sana. Namun, polisi langsung menyergap mereka pasca pertemuan.
Usut punya usut, pada tanggal 28 mereka berencana melakukan pengeboman atas toko ritel Indomaret di seluruh Ibu Kota. Hal itu dikatakan Kasubdit Kamneg Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Dwiasi Wiyatputera.
"Mau ledakkan ritel Indomaret," kata dia menambahkan. (ren)