Pria Penyerang Polsek Wonokromo Pedagang Sempol, Berubah 3 Tahun Lalu
- VIVA/Nur Faishal
VIVA – IM (30 tahun), pelaku penyerangan Markas Kepolisian Sektor Wonokromo, Kota Surabaya, Jawa Timur, sejak lima tahun lalu tinggal di sebuah indekos di Jalan Sidosermo IV Gang I, Kecamatan Wonocolo, Surabaya. Warga melihat perubahan sikap pada IM dan keluarganya tiga tahun terakhir.
IM tinggal bersama istri dan tiga anaknya di kamar paling pojok lantai dasar indekos berlantai dua. Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Mabes Polri menggeledah kamar IM setelah insiden penyerangan di Markas Polsek Wonokromo pada Sabtu petang.
Penjaga indekos yang namanya enggan ditulis menceritakan, keluarga IM tinggal di indekosnya sejak lima tahun lalu. Pada mulanya sikap IM dan istrinya sama seperti umumnya warga setempat. Hanya saja cenderung tertutup.
"Agak tertutup orangnya," kata penjaga indekos berjilbab itu di lokasi pada Sabtu malam, 17 Agustus 2019.
Sejak tiga tahunan lalu, lanjut dia, sikap keluarga IM berubah, terutama dalam penampilan busananya. Istri IM, kata dia, sehari-hari mengenakan hijab yang besar, sementara IM bercelana panjang di atas tumit atau cingkrang. "Setahun terakhir istrinya memakai cadar," ujarnya.
Ketua Rukun Tetangga setempat, Ainun Arif, membenarkan keluarga IM agak tertutup, jarang mengobrol dengan tetangga. Sehari-hari, IM berjualan penganan ringan seperti sempol dan makaroni. "Jualan keliling, juga berjualan di tempat anaknya sekolah," katanya.
IM diamankan polisi setelah menyerang Aiptu Agus Sumarsono dengan celurit di SPKT Markas Polsek Wonokromo, Surabaya, pada Sabtu petang. Selain celurit, dari ransel IM ditemukan barang bukti pisau panjang, ketapel, air soft gun, dan kertas bergambar mirip lambang ISIS. Kini, IM dan istrinya dibawa tim Densus diperiksa di Markas Polda Jatim.