Uang Rp200 Ribu buat Supriyanto Gelap Mata dan Bunuh Hunaedi

Pensiunan TNI AL, Hunaedi dimakamkan di TPU Hankam, Cilandak, Jakarta Selatan.
Sumber :
  • VIVA.co.id/ Foe Peace Simbolon

VIVA – Pensiunan TNI AL, Hunaedi, kehilangan nyawa karena mempertahankan uang Rp200 ribu miliknya. Hunaedi kemungkinan mengenali Supriyanto, yang sehari sebelumnya berpura-pura tanya alamat tapi kemudian menggasak uang Rp3,2 juta milik Hunaedi.

Kronologi Tragis Iwan Sutrisman, Casis Bintara TNI AL yang Tewas Dibunuh dan Dibuang ke Jurang

Supriyanto (20), sengaja datang kembali ke rumah Hunaedi. Tapi kedatangannya disambut korban dengan ketus. 

"Pelaku berpikir uang korban masih tersisa, makanya balik lagi. Ternyata sisanya Rp200 ribu," kata Kapolres Metro Jakarta Selatan, Komisaris Besar Polisi Indra Jafar di Markas Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis 12 April 2018.

Polisi Cecar 62 Pertanyaan ke Yudha Arfandi, Tersangka Pembunuhan Dante

Namun, aksi keduanya tak mulus seperti yang direncanakan. Hunaedi yang merasa curiga karena uangnya hilang menduga kalau Supriyanto adalah pelakunya. Saat pelaku kembali ke sana, Hunaedi tampak ketus.

Merasa niatnya sudah ketahuan, Supriyanto langsung coba menerobos masuk dan mengambil uang dalam dompet Hunaedi. "Terjadi pergumulan sehingga akhirnya korban ditusuk. Pertama di bagian lengan, lalu dada dua kali. Uang sebesar Rp200 ribu milik Hunaedi pun sempat digasak," ujarnya lagi. Akibat tusukan itu Hunaedi tewas.

Anggota TNI Dibunuh di Depok, Pelaku Ditangkap Tak Jauh dari TKP

Baru Dua Minggu Keluar Tahanan

Pelaku ternyata juga bukan pertama kali itu melakukan aksi kriminal. Ia pernah ditahan polisi atas kasus kepemilikan senjata tajam. Kasus itu ditangani oleh Polsek Pesanggrahan pada 2017.

"Jadi dia dikenakan Undang Undang Darurat atas hal itu," kata Indra Jafar di Markas Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis 12 April 2018.

Bahkan, ternyata Supriyanto belum lama dikeluarkan dari tahanan setelah mendekam di balik jeruji besi selama setahun. Indra mengatakan, Supriyanto baru bebas dua pekan lalu.

"Jadi dia baru keluar sebelum kejadian," kata dia lagi.

Aksi pembunuhan itu berawal ketika Hunaedi sedang mengaji di ruang tengah rumahnya di Kompleks TNI AL, Jalan Kayu Manis, RT 7, RW 6, Nomor 18, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, Kamis 5 April petang.

Tiba-tiba, korban mendengar ada suara ketukan pintu yang berasal dari luar rumahnya. Saat korban membukakan pintu, tamu misterius itu langsung menyerang hingga korban tersungkur di lantai. Sopiah pun sempat melihat suaminya bergumul dengan pelaku sebelum melarikan diri.

Hunaedi meregang nyawa karena mengalami dua luka tusuk di bagian dada kiri dan satu luka di lengan kiri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya