Potensi Luar Biasa, RI Ingin Kuatkan Kawasan Indo-Pasifik
- VIVA.co.id/Rebecca Reiffi Georgina
VIVA – Politik luar negeri Indonesia tak hanya fokus pada perdamaian dan kestabilan di kawasan Asia Pasifik, tetapi juga terhadap keseluruhan Indo-Pasifik, termasuk Samudera Hindia. Apalagi, kawasan Samudera Hindia memiliki potensi yang cukup besar di dunia.
Sebut saja soal jumlah penduduk. Negara-negara di kawasan Samudera Hindia, memiliki total penduduk hingga 2,7 miliar jiwa, atau sekitar 35 persen dari total penduduk dunia. Selain itu, sekitar sepertiga dari kargo dunia, melewati kawasan ini setiap tahunnya dan 100 ribu kapal tanker juga melewati kawasan ini.
Namun sangat disayangkan, hingga saat ini pangsa pasar di kawasan Samudera Hindia sebagai bagian dari Indo-Pasifik, baru berjumlah 12 persen dari pangsa pasar dunia atau sekitar US$9 triliun untuk produk domestik bruto (PDB).
Sementara itu, saat ini, berbagai perubahan tantangan dan ancaman semakin berkembang tak hanya tantangan antarnegara, namun juga seperti terorisme, transnational crime, dan sebagainya. Pemerintah Indonesia melihat, perlunya dibangun arsitektur kawasan di Samudera Hindia yang sinkron dengan kestabilan yang telah terbangun di Pasifik.
"Penting untuk membangun arsitektur kawasan di Indo-Pasifik. Karena di satu pihak, pasifik sudah maju jadi harus disinkronkan," kata Juru Bicara Kementerian Luar Negeri RI, Arrmanatha Nasir di Jakarta, Senin, 15 Januari 2018.
Sebagai contoh saat ini, Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara atau ASEAN selama 50 tahun terakhir telah berhasil menciptakan ekosistem kawasan yang damai dan stabil. Hal ini berimbas kepada kesejahteraan negara-negara yang ada dalam komunitas negara Asia Tenggara tersebut.
"Kestabilan di ASEAN itu tercipta karena adanya habbit of dialogue dan confidence building. Contohnya saja pertemuan East Asia Summit, tiap tahun para kepala negara bertemu di situ, bahas situasi di kawasan," ujar Arrmanatha.
Untuk memperkuat kestabilan di Indo-Pasifik tersebut, politik luar negeri Indonesia memilih strategi dengan menggunakan konsep building block approach, yaitu Indonesia memanfaatkan peluang yang ada dengan meningkatkan kerja sama dengan negara-negara di kawasan, dalam format bilateral maupun plurilateral.
"Yang kami ingin approach pertama adalah Samudera Hindia karena belum ada arsitektur yang matang seperti di Asia Pasifik. Indonesia ingin melakukan inisiatif ini dengan prinsip transparansi, terbuka dan inklusif," ujar Arrmanatha.
Implementasi nyata yang akan dilakukan seperti kerja sama dengan arsitektur yang sudah ada, termasuk peningkatan bilateral dengan negara-negara besar terkait kerja sama maritim, energi, dan penguatan aspek kawasan seperti IORA, East Asia Summit, dan kontribusi ASEAN plus One, ASEANÂ plus Two dan ASEAN plus Three.