Peringatan Serangan Rudal Palsu Picu Kepanikan di Hawaii

Bendera Amerika Serikat AS di Pearl Harbour Hawaii
Sumber :
  • REUTERS/Hugh Gentry/Files

VIVA – Sebuah alarm yang memberi peringatan adanya ancaman rudal beredar luas di Hawaii pada Sabtu pagi, 13 Januari 2018. Kabar itu memicu kepanikan warga.

Gila, Rudal Baru Kim Jong-un Punya Kekuatan 4,5 Ton Nuklir

Pagi itu, para pengguna ponsel di Hawai menerima pesan dengan tulisan, "Ancaman rudal balistik mendekati Hawaii. Cari tempat perlindungan terdekat. Ini bukan latihan."

Apalagi, televisi dan radio kemudian juga meneruskan pesan, yang secara tiba-tiba menghentikan siaran, dan muncul pesan, "Tetap di dalam."

Abangnya Mati Misterius, Pembelot Korut Bongkar Letak Fasilitas Nuklir Kim Jong-un

Pesan itu berlanjut, "Jika Anda berada di luar rumah, segera cari tempat berlindung di dalam gedung. Tetap di dalam rumah jauh dari jendela. Jika Anda menyetir dengan aman ke pinggir jalan dan mencari perlindungan di bangunan sambil berbaring di lantai. Kami akan mengumumkan kapan ancaman tersebut telah berakhir. Ini bukan latihan!"

Kontan, warga Hawai didera kepanikan. Matt Lopresti, seorang anggota dewan yang sedang berada di rumah saat ia menerima pesan tersebut bercerita, bagaimana ia dan keluarganya segera berlindung di bath tub.

Kim Jong-un Hilang Jelang Parade Militer Massal Korea Utara

"Saya segera memeluk anak-anak, mengambil persediaan emergency kami, dan meletakkan itu semua di dalam ruangan tertutup kami, yaitu di kamar mandi," ujarnya, seperti dikutip dari BBC, Minggu 14 Januari 2018.

Ia mengaku menunggu beberapa saat, namun tak mendengar adanya peringatan, atau sirine.

Menyadari tak ada peringatan susulan, Lopresti akhirnya beranjak keluar rumah dan mulai mencari tahu. Ternyata, memang tak ada apa-apa.

Belakangan gubernur meminta maaf. Ia mengatakan, ada pekerja yang telah melakukan kesalahan dengan menekan tombol peringatan. Sistem peringatan bencana kembali diaktifkan di Hawaii, karena negara tersebut potensial terkena dampak jika Korea Utara melepaskan misilnya.

Bulan Desember kemarin, mereka melakukan uji coba sirine tanda bahaya untuk pertama kalinya, setelah Perang Dingin berakhir.

Pemerintah AS mengatakan, akan melakukan investigasi penuh terhadap kasus ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya