Kapal Tanker yang Tabrakan Bawa Bahan Beracun
- Reuters
VIVA – Tabrakan kapal tanker dengan kapal barang, yang terjadi di Laut Timur, dikhawatirkan akan menyebabkan kerusakan lingkungan laut yang buruk. Dua hari setelah tabrakan dengan kapal kargo, kapal tanker tersebut terus mengeluarkan isi lambungnya ke laut.
Pejabat di China mengaku khawatir kapal tanker Sanchi berpotensi meledak dan tenggelam. Apalagi tim penyelamat yang berusaha mencapai lokasi tersebut tak bisa leluasa bergerak karena adanya asap hitam beracun yang timbul dari kebakaran.
Diberitakan oleh Reuters, 8 Januari 2018, upaya penyelamatan yang melibatkan dunia internasional tak memberikan hasil untuk mendapatkan kabar mengenai kondisi 30 warga Iran dan dua warga Bangladesh yang menjadi awak kapal tersebut.
Saat tabrakan terjadi, kapal Sanchi yang berbendera Panama sedang membawa muatan minyak dari Iran ke Korea Selatan. Di Laut Timur, sekitar 260 kilometer dari pantai Shanghai kapal Sanchi bertabrakan dengan kapal barang CF Crystal, yang terdaftar di Hong Kong. Kapal CF Crystal membawa gandum dari AS.
Tabrakan tersebut terjadi di muara Delta Sungai Yangtze, terjadi pada Sabtu malam. Penyebab pastinya tabrakan belum diketahui.
Bawa Bahan Beracun
Kapal tanker, yang dijalankan oleh operator pelayaran minyak terkemuka Iran itu dikabarkan membawa 136.000 ton kondensat, yang merupakan versi ultra ringan dari minyak mentah, atau sekitar satu juta barel dengan taksiran harga kira-kira US$60 juta.
Sanchi juga dikabarkan membawa sejumlah bahan bakar pengiriman berat dan beracun. Kondensat sangat berbeda dengan minyak mentah hitam yang sering terlihat pada tumpahan minyak. Kondensat ini berbentuk gas di dalam reservoir minyak bertekanan tinggi dan cairan yang pernah diekstraksi.
Ini sangat beracun, rendah kerapatan dan jauh lebih eksplosif daripada minyak mentah biasa. (ren)