Terungkap, Banyak Pendukung Trump 'Gemar' Baca Berita Hoaks
- REUTERS/Carlos Barria
VIVA – Penelitian terbaru di Amerika Serikat menunjukkan bahwa hoaks atau berita palsu paling banyak ada di situs-situs web yang bernuansa pro Presiden AS Donald Trump. Selain itu, kebanyakan pembaca hoaks disebut berasal dari kalangan konservatif.
Hasil tersebut didapatkan dari penelitian gabungan yang dilakukan oleh Princeton University, Dartmouth College dan University of Exeter.
Analisis atas hoaks ini kembali dilakukan setelah Donald Trump maju ke Pemilu AS 2016 hingga akhirnya terpilih menjadi Presiden.
Dicukil dari laman Metro, peneliti menyatakan bahwa mereka menggunakan data yang merupakan kombinasi hasil survei dari individu hingga data traffic di situs-situs web terkait. Disebutkan bahwa satu dari empat warga AS mengunjungi situs hoaks mulai 7 Oktober hingga 14 November 2016.
"Pendukung Trump yang paling banyak mengunjungi situs web yang mana biasanya berisi pesan yang mendukung Trump," kata salah satu peneliti.
Data hasil penelitian ini didapatkan dari kombinasi survei individu yang dilakukan secara online 'daring' dan data traffic dengan responden 2.525 warga yang dikumpulkan mulai 7 Oktober hingga 14 November 2016.
Sementara individu yang konservatif yang biasanya fanatik terhadap SARA termasuk fanatik agama, paling banyak mengeklik berita-berita hoaks tersebut.
Donald Trump diketahui sejak terpilih menjadi Presiden AS cukup banyak mengkritik media-media arus utama di AS, bahkan malah menuding media-media seperti CNN dan Washington Post menyebarkan berita hoaks. (ase)