Unjuk Rasa Massal di Iran, Israel Ingin Pemrotes Menang
- REUTERS/Eddie Keogh
VIVA – Perdana Menteri Israel berharap massa demonstran yang awal tahun ini sedang melakukan protes besar-besaran di Iran akan memenangkan aksi mereka menentang pemerintah setempat.
"Saya berharap rakyat Iran sukses menyuarakan aksi mereka untuk kebebasan berpendapat," ujar Netanyahu yang menggunggah ucapannya melalui akun Facebooknya, yang dikutip Reuters, 2 Januari 2018.
"Rakyat Iran yang berani saat ini sedang memenuhi seluruh jalanan. Mereka perjuangkan kebebasan. Mereka perjuangkan keadilan. Mereka perjuangkan kebebasan dasar yang selama ini disangkal dalam beberapa dekade. Rezim Iran yang kejam telah menghabiskan puluhan miliar dolar untuk meluaskan kebencian," ujarnya.
Pernyataan Netanyahu sejalan dengan pernyataan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dua hari lalu, Trump menyampaikan dukungannya kepada pemrotes di Iran. Melalui akun Twitternya, Donald Trump mengatakan,"Warga Iran yang hebat telah mengalami represi selama bertahun-tahun. Mereka kelaparan, mencari makanan, dan mencari kebebasan. Sejalan dengan kemanusiaan, kekayaan di Iran sedang dijarah. WAKTUNYA UNTUK BERUBAH!"
Di cuitan berikutnya, Trump juga menulis, "Protes besar di Iran. Warga Iran akhirnya semakin bijak setelah menyadari bagaimana uang dan kesehatan mereka dicuri dan digunakan untuk mendanai terorisme. Lihat, bagaimana mereka sekarang tak mampu menahan diri lagi. Amerika akan mengamati dengan sangat lekat jika terjadi aksi kekerasan dan penindasan HAM!"
Musuh Bebuyutan
Israel dan Amerika Serikat adalah dua negara yang selama ini menjadi musuh bebuyutan pemerintah Iran. Negara yang berlandaskan agama dan sangat menghormati ulama yang juga menjadi pemimpin spiritual itu terkenal sebagai negara yang paling berani melawan tekanan AS dan Israel.
Selama bertahun-tahun Iran hidup dalam tekanan sanksi ekonomi AS dan PBB. Namun mereka tidak menyerah, dan terus dikabarkan mengembangkan program nuklirnya.
Dua tahun lalu Iran melunak. Negara tersebut bersedia duduk dan berunding untuk menghentikan program nuklirnya dan bekerjasama dengan AS dan lima negara besar dunia agar sanksi ekonomi mereka dicabut. (ren)