Pria Tak Bersalah Tewas karena Telepon Hoax ke Polisi
- REUTERS/Benoit Tessier
VIVA – Berhati-hatilah menyebar hoax atau melakukan canda. Jika kelewatan akibatnya bisa fatal.
Kepolisian Wichita, Kansas, Amerika Serikat menanggung risiko besar karena telah salah membunuh seorang pria tak bersalah. Mereka menembak pria berusia 28 tahun tersebut.
Salah tembak itu berawal dari sebuah telepon masuk yang diterima polisi pada Kamis sore, pekan lalu, beberapa menit sebelumnya. Pihak penelepon adalah seorang pria yang mengaku baru saja membunuh ayahnya, dan saat ini menahan ibu dan adiknya di dalam rumah. "Saya juga sudah menyiramkan bensin ke seluruh rumah. Saya bisa saja menyalakan api di sini," ujar penelepon tersebut kepada pihak kepolisian.
Pihak kepolisian Wichita segera merespon panggilan tersebut. Mereka mendatangi rumah yang dimaksud. "Sebelum kejadian, seorang pria berusia sekitar 28 tahun membuka pintu depan, ia berdiri persis di depan pintu," ujar Wakil Kepala Polisi Wichita Troy Livingston kepada wartawan dalam sebuah jumpa pers seperti dikutip Reuters, 31 Desember 2017.
"Petugas lalu memberikan beberapa perintah verbal, memintanya mengangkat tangan dan berjalan menghampiri mereka," ujar Livingston menambahkan. Tapi polisi lalu melepaskan beberapa tembakan, tak lama setelah pria tersebut berjalan sambil mengangkat tangannya, namun terlihat seperti akan mengarahkan senjata ke polisi.
Setelah pria tersebut tergeletak, polisi memasuki rumah, namun tak ada seorangpun yang ditemukan, orang yang terluka, atau sandera.
Anggota keluarga korban mengatakan kepada media setempat, korban bernama Andrew Finch, seorang pria dengan dua anak. Kepada media ia mengaku tak bisa paham mengapa ada orang yang tega melakukan kebohongan itu. "Saya tak percaya ada orang yang melakukan ini tanpa tujuan tertentu," ujarnya.
Pihak kepolisian belakangan mengakui, panggilan tersebut hoax, yang terkenal dengan istilah 'swatting.' Ini adalah kasus di mana ada seseorang yang memberikan laporan darurat palsu kepada pihak berwenang dan berharap respon polisi. Biasanya hal ini dilakukan ke tim Special Weapons and Tactis (SWAT). Dalam beberapa kasus 'swatting,' yang pernah dilaporkan terjadi negara tersebut, pelaku terbanyak adalah para pemain game online.
Saat ini polisi dan pejabat federal sedang memburu pelaku penelpon yang dianggap paling bertanggungjawab dalam insiden salah tembak ini.