Militer Israel Kerap Serang Warga Palestina Tanpa Alasan
- REUTERS/Ammar Awad
VIVA – Sebuah kamp pengungsi Palestina di Tepi Barat mungkin menjadi salah satu tempat terbuka di dunia, dan sangat rentan terhadap serangan termasuk serangan gas air mata.
Pusat Hak Asasi Manusia Universitas California di Berkeley baru-baru ini melaporkan bahwa pasukan keamanan Israel kerap menggunakan gas air mata secara meluas, sering dan sembarangan, terhadap pengungsi Palestina di kamp pengungsi Aida dekat Betlehem.
Laporan yang menganalisis dampak gas air mata di Tepi Barat itu menemukan, 100 persen dari lebih 200 warga Palestina yang disurvei di Kamp Aida terkena gas air mata selama setahun terakhir.
"Kami menemukan bahwa penggunaan gas air mata yang konstan dan tak terduga di kamp pengungsi Palestina, memiliki dampak buruk pada kesehatan mental dan fisik penduduk," kata Dr Rohini Haar, peneliti di pusat UC Berkeley.
Haar mengatakan, sebagaimana dilansir Al Jazeera, efek gas air mata itu sangat berbahaya bagi warga yang paling rentan, termasuk wanita hamil, anak-anak, orang tua dan orang-orang yang sudah dalam keadaan sakit.
Laporan itu mensurvei 236 warga Aida, yang semuanya mengatakan terkena gas air mata selama setahun terakhir. Dari jumlah tersebut, 84 persen di antaranya mengaku terpapar saat berada di rumah.
Sesuai namanya, gas air mata dimaksudkan untuk menyebabkan mata seseorang yang terkena menjadi iritasi dan mengalami kulit terbakar. Warga juga mengaku, penggunaan gas air mata oleh tentara Israel kerap tak beralasan.
Pihak militer Israel belum memberikan komentar terkait laporan tersebut. Namun dalam sebuah pernyataan, Israel mengatakan akan memeriksa laporan tersebut dan menarik kesimpulan yang relevan jika diperlukan.