Filipina Bantah Mau Pindahkan Kedubes ke Yerusalem
- Anadolu Agency/Abdulhamid Hosbas
VIVA – Kementerian Luar Negeri Filipina, membantah laporan bahwa pihaknya terlibat dalam pembicaraan dengan Israel untuk memindahkan Kedutaan Besar Filipina untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Untuk pertama kalinya, Filipina menjelaskan alasan abstain dari pemungutan suara di Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa pada 21 Desember 2017 lalu, mengenai masalah Yerusalem.
Filipina mengatakan, menghormati keputusan AS untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Diketahui bahwa sejak lama, Filipina dianggap salah satu negara sekutu AS di Asia Tenggara.
Filipina menegaskan kembali dukungannya atas solusi dua negara untuk menyelesaikan konflik Palestina-Israel dengan damai termasuk menyelesaikan status Yerusalem dalam kesepakatan damai antara kedua belah pihak.
"Tidak ada diskusi antara instansi pemerintah terkait maupun bilateral dengan Israel, atau dengan negara lain soal lokasi Kedutaan Filipina di Israel," kata Menteri Luar Negeri Filipina, Alan Peter Cayetano.
"Setiap keputusan mengenai lokasi Kedutaan Besar kami, akan didasarkan pada kepentingan nasional dan dukungan kami untuk perdamaian di Timur Tengah," ujarnya seperti dilansir Inquirer, Kamis 28 Desember 2017.
Dalam sebuah sidang khusus darurat oleh Majelis Umum PBB, sebagian besar negara menolak pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Hasil itu keluar dengan perolehan voting 128 melawan sembilan suara. Sementara itu, ada 35 negara termasuk Filipina, memilih abstain.
Setelah sidang tersebut, laporan berita Israel mengatakan bahwa Filipina termasuk di antara negara-negara yang berkonsultasi dengan pemerintah Israel mengenai pengalihan kantor kedutaan ke Yerusalem. Menurut Israel, ada 10 negara yang bakal memindahkan kedutaannya ke Yerusalem.
"Filipina selalu mendukung solusi dua negara sebagai solusi jangka panjang bagi konflik Israel dan Palestina. Filipina juga bersedia berperan dalam perdamaian di wilayah ini," ujar Alan.