Al-Juneidi, Disiksa Tentara Israel Jadi Simbol Perlawanan
- REUTERS/Goran Tomasevic
VIVA – Remaja Palestina berusia 16 tahun, Fawzi al-Juneidi yang baru-baru ini ditangkap tentara Israel telah dikembalikan ke keluarganya. Al-Juneidi ditangkap pada 7 Desember 2017 di kota Hebron, Tepi Barat, setelah lebih dahulu diseret di tanah dan ditutup matanya oleh tentara Israel yang memakai seragam diperlengkapi senjata berat
Foto Al-Juneidi dengan mata tertutup sambil diseret oleh tentara Israel dengan cepat menjadi simbol perlawanan demonstrasi Palestina yang terus berlanjut, setelah keputusan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Kepada Anadolu Agency sebagaimana diberitakan Middle East Monitor, pemuda tersebut mengatakan bahwa dia diperlakukan dengan sangat buruk dan mengalami kekerasan dari tentara Israel.
"Saya sangat takut, ketika mereka memukul kepala saya. Dengan mata tertutup, saya dibawa ke sebuah penjara yang tidak tahu entah di mana," kata Al-Juneidi.
Saat diwawancarai, ia mengaku dalam kondisi babak belur, karena disiksa kemudian diguyur dengan air dingin.
Pengacaranya, Maamoun al-Hashim mengutip kesaksian Al-Juneidi, mengatakan bahwa dia diserang oleh belasan tentara yang terus memukulinya di tanah. Dia juga sempat ditahan di ruang yang gelap.
"Dia diikat dengan perban plastik dan diseret dengan mata tertutup," kata pengacara tersebut.
Ketika dipertemukan dengan keluarganya setelah beberapa hari ditahan, Al-Juneidi mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang mendukungnya, termasuk kepada Turki dan Presiden Recep Tayyip Erdogan.
Pengadilan Militer Israel memutuskan untuk membebaskan Al-Juneidi dengan jaminan uang. Pengadilan menetapkan uang jaminan sebesar 10 ribu syikal Israel, atau setara dengan US$2.860.