Pemimpin Kristen Palestina Tolak Yerusalem Ibu Kota Israel
- REUTERS/Muhammad Hamed
VIVA - Uskup Agung Gereja Ortodoks Yunani Yerusalem, Atallah Hanna, menolak keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dia menyebut langkah tersebut berbahaya dan menghina.
"Kami, orang-orang Palestina, Kristen dan Muslim menolak pengakuan AS atas Yerusalem sebagai ibu kota Israel. AS melakukan sesuatu yang tidak pantas," kata Hanna seperti dilansir dari situs Fars News, Senin, 25 Desember 2017.
Komentar tersebut muncul saat orang-orang Kristen Palestina pada hari Minggu, 24 Desember 2017 ikut serta dalam perayaan yang berlangsung pada malam Natal. Juga, di Jalur Gaza, orang-orang Kristen Palestina mengadakan sebuah aksi untuk mengungkapkan dukungan mereka kepada Yerusalem sebagai ibuk ota Palestina.
Trump mengumumkan pada awal Desember bahwa Washington akan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Dia juga menyatakan bahwa Amerika Serikat akan memindahkan kedutaan dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Langkah tersebut dipuji oleh Israel namun dikecam oleh anggota masyarakat internasional lainnya karena dinilai sebagai tindakan merongrong perdamaian.
Hampir seluruh masyarakat internasional memiliki sikap yang sama. Dunia Muslim, PBB, para pemimpin dunia dari Eropa sampai Timur Tengah, Australia, dan bahkan sekutu AS di Barat telah mengkritik langkah Trump tersebut dan menilai tindakan itu bisa memicu pergolakan baru di kota suci yang sudah akrab dengan konflik tersebut.