Tercemar Bakteri, Jutaan Kaleng Susu Bayi Ditarik dari Pasar
- inmagine.com
VIVA – Perusahaan susu asal Prancis, Lactalis, menarik jutaan kaleng susu bubuk produksinya. Susu bubuk untuk konsumsi bayi tersebut diduga tercemar bakteri Salmonella.
Skandal susu tersebut terjadi sejak awal bulan ini. Kasus mulai dicurigai setelah adanya laporan 26 bayi yang jatuh sakit pada awal Desember. Seluruh bayi yang sakit menunjukkan gejala terinfeksi bakteri Salmonella. Mereka datang dengan keluhan kram perut, diare, dan demam.
Diberitakan oleh Arab News, Kamis 21 Desember 2017, akibat laporan itu, perusahaan raksasa Lactalis lalu menarik jutaan kaleng susu yang mereka produksi karena seluruh korban mengonsumsi susu yang sama.
Tapi, akhirnya perusahaan menarik seluruh produk susu yang diproduksi di Craon, Prancis barat. Susu tersebut diproduksi sejak Februari 2017.
Dalam sebuah pernyataan, Lactalis meminta maaf kepada pelanggan dan mengonfirmasi wabah tersebut dimulai setelah pekerjaan renovasi awal tahun ini di lokasi Craon. Produksi susu di lokasi Craon untuk sementara waktu sudah dihentikan.
Karena khawatir pencemaran terjadi dari perusahaan produksi di Craon, maka perusahaan melakukan penarikan secara global. Seluruh susu produksi pabrik di Craon ditarik dari peredaran. Perusahaan mengatakan, penarikan tersebut sebagai “tindakan pencegahan.”
Juru bicara Lactalis, Michel Nalet, mengatakan pada Kamis, 21 Desember 2017 bahwa penarikan terbaru terjadi pada 30 negara, namun tidak memberikan rincian negara mana saja yang terdampak. Tapi sebuah daftar dari pemerintah Prancis awal bulan ini mengatakan negara-negara yang terkena dampak termasuk Inggris, Yunani, China, Pakistan, Bangladesh, Arab Saudi, Maroko, Sudan, Peru, dan Kolombia. AS merupakan pasar utama bagi Lactalis, namun tidak terpengaruh oleh penarikan ini.
Perusahaan ini memiliki lokasi produksi di 47 negara, termasuk Amerika Serikat. Produk yang terkena dampak meliputi susu bayi yang dijual dengan merek Picot, Milumel, dan Pepti.
Lactalis adalah salah satu produsen susu terbesar di dunia, dengan merek susu Parmalat, juga termasuk olahan keju mereka Presiden dan Galbani. Perusahaan ini dikelola secara pribadi dan dikelola keluarga yang berkantor pusat di Laval, Prancis barat. Perusahaan memiliki 75.000 karyawan di 85 negara dengan pendapatan tahunan sekitar 17 miliar euro.