Jadi Tersangka Ledakan New York, Ini Latar Belakang Ullah
- NYPD
VIVA – Sejumlah pejabat menyebut, Akayed Ullah, tersangka ledakan bom di bawah New York's Time Square, Senin, 11 Desember 2017, merupakan seorang mantan sopir limusin. Warga Bangladesh itu belajar merakit bom melalui internet di apartemennya  di Brooklyn, Amerika Serikat.Â
Dilansir Reuters, Selasa, 12 Desember 2017, saat ini Ullah ditahan polisi. Pria 27 tahun itu terluka akibat bom pipa yang diikat  di badannya dengan tali Velcro dan resleting. Tiga orang lainnya juga terluka akibat ledakan di terowongan pejalan kaki yang menghubungkan dua pemberhentian kereta bawah tanah, di bawah West 42nd Street.
Seorang tetangganya di Windsor Terrace, Brooklyn mengatakan, tak pernah bertemu dengan Ullah dalam beberapa bulan ini. Dia menggambarkan rumahnya sepi dan taat norma Islam. Dia tak melihat bukti adanya ekstremisme. "Mereka benar-benar orang baik. Ini sangat mengejutkan," kata tetangganya, Arlene Jograj, seorang guru.
Kepada Reuters, Inspektur Jenderal Polisi A K M Shahidul Hoque mengatakan, Ullah berasal dari distrik Chittagong, di Bangladesh tenggara. Ullah terakhir mengunjungi negara tersebut pada 8 September. Hoque menyebutkan, Ullah tidak memiliki catatan kriminal di Bangladesh.
Beberapa pejabat Amerika Serikat yang mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan, tidak ada informasi yang menunjukkan Ullah sebelumnya terkoneksi ke kelompok militan. Namun hal itu tidak mengesampingkan kemungkinan bisa ditemukannya beberapa koneksi.
Dalam sebuah pernyataan, Komisi Taksi dan Limousine New York City menyebutkan, Ullah memegang lisensi untuk mengendarai taksi limusin atau taksi hitam sebagai kontraktor independen dari Maret 2012 sampai Maret 2015.
Gubernur negara bagian New York Andrew Cuomo menyebutkan, tersangka sebagai "serigala tunggal". Hal itu serupa dengan tersangka dalam serangan terbaru di New York, ketika seorang imigran dari Uzbekistan mengemudikan truk sewaan menyeruduk orang-orang yang berada di jalur sepeda hingga menewaskan delapan orang, pada 31 Oktober.
Cuomo mengemukakan, mereka masing-masing bertindak sendiri, terinspirasi oleh kelompok jihad seperti negara Islam. "Keduanya pergi ke web, mendownload informasi," kata Cuomo seraya menambahkan bahwa Ullah belajar membuat bom secara online. (mus)