Guru Inggris Minta Minuman Berenergi Tak Beredar di Sekolah
- Pixabay/WerbeFabrik
VIVA – Guru-guru di berbagai sekolah di Inggris mengajukan usulan agar pemerintah melarang minuman energi beredar di lingkungan sekolah. Mereka khawatir siswa akan sering membelinya karena harga minuman tersebut lebih murah dibanding air minum.
Para guru yang tergabung dalam organisasi NASUWT menolak minuman tersebut diedarkan di sekolah dengan alasan minuman itu mengandung kadar gula yang tinggi, kafein, dan bisa memiliki efek samping seperti sakit kepala dan jantung berdebar.
Dikutip dari Independent, 11 Desember 2017, permintaan itu disampaikan setelah adanya penelitian yang dilakukan oleh Fuse, Pusat Penelitian untuk Kesehatan Publik di Inggris. Lembaga ini mengatakan, harga minuman energi lebih murah dibanding harga air mineral. Dan anak-anak di bawah usia 10 tahun membeli minuman tersebut untuk merasakan "kesegaran tubuh" atau "terlihat gagah."
Menurut Fuse, satu kaleng minuman berenergi tersebut memiliki kandungan lebih dari 160 mg kafein. Angka itu melebihi angka yang direkomendasikan Otoritas Keamanan Pangan Eropa yang merekomendasikan batas harian kafein yang bisa dikonsumsi oleh anak-anak berusia dibawa 11 tahun.
Menurut Darren Northcott, Kepala NASUWT, mengonsumsi minuman berenergi lebih sering bisa mengakibatkan perilaku buruk pada anak. "Ada pendapat umum di kalangan anak muda yang sering mengonsumsi minuman berenergi sebagai pengganti soft drink. Dan anak-anak muda, juga orangtua tak berhati-hati dengan kandungan yang terdapat dalam minuman tersebut," ujar Northcott.