Warga Palestina di Bethlehem Matikan Lampu Natal, Ada Apa?
- REUTERS/Ammar Awad
VIVA – Warga Palestina mematikan lampu-lampu Natal di wilayah tempat kelahiran Yesus Kristus di Bethlehem, Yerusalem, Rabu, 6 Desember 2017.
Hal ini sebagai bentuk protes atas keputusan Presiden Amerika Serikat Donald John Trump yang secara sepihak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel yang baru menggantikan Tel Aviv.
Mengutip situs Voa, Kamis, 7 Desember 2017, sebuah pohon Natal yang dihiasi lampu-lampu di luar Gereja Kelahiran atau Church of Nativity di Bethlehem, yang diyakini umat Kristiani sebagai tempat kelahiran Yesus dan satu pohon natal di Ramallah, di sebelah makam mantan pemimpin Palestina, Yasser Arafat, menjadi gelap gulita.
“Seluruh lampu pohon Natal dimatikan atas perintah wali kota sebagai protes atas keputusan Trump,” kata Juru Bicara Pemerintah Kota Bethlehem, Fady Ghattas.
Ia mengatakan masih belum jelas apakah lampu-lampu hiasan natal akan dinyalakan lagi sebelum perayaan Natal.
Dalam pidato dari Washington, AS, Trump memutuskan untuk mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, dan akan memindahkan kedutaan besar mereka ke kota yang dianggap suci oleh tiga agama itu.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan langkah Trump menandai awal baru pendekatan konflik Israel-Palestina dan mengatakan keputusan itu adalah keputusan bersejarah.
Masyarakat Arab dan Muslim di seluruh Timur Tengah mengutuk keputusan Amerika dengan menyebutnya sebagai langkah yang akan makin memanaskan kawasan yang tidak stabil itu.
Uni Eropa dan PBB juga sudah memberikan peringatan tentang berbagai dampak yang mungkin muncul dari upaya menghidupkan kembali perdamaian antara Israel dan Palestina.