Klaim Ibu Kota Israel oleh AS Bikin Yerusalem Bergolak
- REUTERS/Ibraheem Abu Mustafa
VIVA – Tak lama berselang setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan klaim bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel, terjadi aksi massa bentuk protes di Yerusalem. Di Jalur Gaza, warga Palestina menolak klaim tersebut.
Dilansir laman Independent, Hamas menyatakan bahwa langkah Trump adalah agresi terhadap Palestina.
"Isu Yerusalem adalah isu tentang Palestina, dan menyangkut nasib bangsa ini," kata pemimpin Hamas, Ismail Haniya.
Tak hanya di jalur Gaza, protes juga mulai terjadi di kamp-kamp pengungsi Palestina di berbagai wilayah seperti di Amman, Yordania. Selain itu, protes massa juga sudah berlangsung di Kedubes AS di Istanbul, Turki.
Sementara itu, kantor-kantor Kedubes AS di seluruh dunia mengeluarkan safety notice 'memo berhati-hati' kepada para stafnya di berbagai belahan dunia, lantaran langkah kontroversi yang dilakukan Presiden Trump.
Sementara itu, Ketua Negosiasi Palestina-Israel, Saeb Erakat mengatakan bahwa kebijakan Trump itu mengancam segala upaya perdamaian yang telah dilakukan. Padahal, pemimpin negara di dunia selama ini berupaya menjaganya.
"Trump sudah menghancurkan segala upaya two state solution," kata Erakat.
Donald Trump usai mengumumkan pengakuan dan rencana pemindahan Kedubes AS dari Tel Aviv ke Yerusalem mengaku sadar soal pro dan kontra yang akan ditimbulkannya.
"Tentu saja, banyak yang mengecam langkah ini. Namun, kami sudah yakin bahwa cara ini akan ampuh. Apabila ketidaksepakatan itu bisa dikelola dengan baik, maka kita semua akan tiba pada sebuah kondisi sepakat dan saling memahami," kata Trump.