Solo Tuan Rumah Pertemuan Tingkat Tinggi RI-Tiongkok
- VIVA/Fajar Sodiq
VIVA – Indonesia menjadi tuan rumah Pertemuan Tingkat Tinggi ke-3 di Bidang Hubungan Antarmasyarakat Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok. Kerja sama bilateral itu diharapkan kedua negara dapat saling berkontribusi terhadap pengetahuan dan pemahaman yang sama antara Indonesia dan Tiongkok.
Pertemuan Tingkat Tinggi ke-3 Bidang Hubungan Antarmasyarakat Indonesia dan Tiongkok diselenggarakan di Hotel Alila Solo pada 28-29 November 2017. Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI, Puan Maharani, akan menjadi ketua Pertemuan Tingkat Tinggi dari pihak Indonesia, sedangkan di pihak Tiongkok diketuai Wakil Perdana Menteri, Madame Lin Yandong.
Melalui kerja sama bilateral ini, diharapkan meningkatkan kontak antarmasyarakat kedua negara. Kontak itu dilakukan dengan menyediakan forum untuk bertukar informasi dan mengidentifikasi tujuan serta strategi umum di bidang hubungan antarmasyarakat. Selain itu, untuk mengidentifikasi peluang kerja sama berdasarkan kepentingan dan timbal balik yang saling menguntungkan.
Pertemuan Tingkat Tinggi itu diselenggarakan bergantian di Tiongkok dan Indonesia. Pertemuan pertama dilaksanakan di Jakarta pada 27 Mei 2015, bertempat di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan.
Pertemuan menghasilkan tujuh kesepakatan kerja sama, yaitu Memorandum of Understanding on Higher Education Cooperation; Letter of Intent on Mutual Recognition of Academic Degrees and Qualifications in Higher Education; Implementing Arrangement on Co-establishment Indonesia-China Technology Transfer Centre, dan Implementing Arrangement on Co-establishment Indonesia-China Joint Laboratory.
Selain itu, Memorandum of Understanding on the Reciprocal Establishment of Cultural Centers, Letter of Intent on Cooperation Research of Technology on HTGR Type Reactor, dan Implementing Arrangement on Scientist Exchange Program yang diwujudkan melalui Program beasiswa kerja sama teknik dari pemerintah Tiongkok selama tahun 2016.
Sementara itu, pertemuan pertama dilaksanakan di Guiyang, Tiongkok, pada 1 Agustus 2016. Pertemuan menghasilkan empat butir kesepakatan --tindak lanjut dari kesepakatan pertemuan pertama— antara lain, Memorandum of Understanding on Cooperation in Promoting Giant Panda Conservation yang sarana dan prasarananya kini telah disiapkan di Kawasan Taman Safari.
Dalam pertemuan ketiga di Solo, akan ditandatangani tujuh kesepakatan kerja sama, yaitu Three Year Action Plan on Science, Technology and Innovation Cooperation (2018-2020), Implementing Arrangement on Co -Establishing China - Indonesia Joint Research Centerfor Port Construction and Disaster Prevention and Mitigation, Memorandum of Understanding on Health Cooperation; Implementing Arrangement on Cooperation on Science Techno Parks, Memorandum of Understanding on Film Coorperation; Agreement for Cooperation in Peaceful Uses of Nuclear Energy, dan Memorandum of Understanding on Youth Cooperation.
Sesuai agenda acara, rangkaian kegiatan Pertemuan Tingkat Tinggi di Bidang Hubungan Antarmasyarakat Indonesia dan Tiongkok dimulai pada Sabtu hingga Rabu (25-29 November 2017) dan diselenggarakan di Jakarta, Bogor, Yogyakarta, dan Solo.
Deputi Bidang Koordinasi Pendidikan dan Agama, Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Agus Sartono, mengatakan bahwa Indonesia tengah gencar mengusung sains dan teknologi untuk mendorong pembangunan. Melihat keperluan dan tujuan pembangunan yang ingin dicapai, pertukaran informasi dan kemampuan di bidang sains dan teknologi menjadi perhatian tersendiri bagi Indonesia.
Kerja sama dengan Tiongkok di bidang sains dan teknologi, katanya, meliputi pemanfaatan nuklir untuk perdamaian, pembuatan science techno park, dan pengembangan pusat penelitian. Dalam pertemuan itu juga membahas kerja sama yang meliputi bidang pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, budaya, kesehatan, media, pemuda, pariwisata serta olahraga.
"Untuk itu, beberapa kementerian dan lembaga terlibat dalam kegiatan ini, di antaranya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan; Kementerian Pariwisata; dan Kementerian Kesehatan," katanya di Solo pada Selasa, 28 November 2017.
Kerja sama bilateral Indonesia-Tiongkok tengah mempertimbangkan untuk menambah jumlah kementerian sambil memperluas pula wilayah kerja sama yang tengah dijajaki. “Rangkaian kerja sama ini diharapakan tidak hanya bersifat seremonial, namun benar-benar mampu memberikan dampak bagi pembangunan manusia Indonesia dan menguatkan hubungan antarmanusia Indonesia-Tiongkok,” kata Agus Sartono.
Pertemuan Tingkat Tinggi di Bidang Hubungan Antarmasyarakat antara Indonesia dan Tiongkok berawal dari kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo ke Tiongkok pada 25-28 Maret 2015. Dalam kunjungan itu dilaksanakan pertemuan bilateral antara Presiden Indonesia dan Presiden Tiongkok yang membahas beberapa hal pokok mengenai Peringatan 65 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Tiongkok. (webtorial)