Melihat Hijra, Komunitas Laki-laki Berjiwa Perempuan

Tina (21), salah seorang anggota komunitas Hijra di Asia Selatan
Sumber :
  • VIVA.co.id/Sharia Sharmin

VIVA – "Tubuh saya mengatakan saya adalah pria, tetapi jiwa saya mengatakan saya adalah perempuan," ujar Heena mendefinisikan dirinya.

Karena Warisan Pria di Surabaya Bunuh Adik dan Keponakan, Ujungnya Menyesal

Heena adalah lelaki, usianya berkisar 51 tahun, ketika bertemu Sharia Sharmin, seorang perempuan fotografer asal Bhangladesh pada lima tahun lalu.

Nama Heena-lah yang digunakan Sharia dalam karya fotonya yang kini terpilih dalam ajang Magnum Awards untuk 2017.

Perempuan Berisiko Dua Kali Lipat Kehilangan Semangat Kerja Akibat Stres

Lewat foto esai berjudul Call Me Heena: Hijra, The Third Gender, Sharmin pun mampu menguak sisi lain kelompok minoritas di Asia Selatan, yakni Hijra.

"Mereka sering disebut kasim, hermaprodit, transgender, atau perempuan dalam transeksual sastra," kata Sharmin seperti dikutip dari laman lensculture, Jumat 24 November 2017.

Inara Rusli Ungkap Kata-Kata Pedas dari Keluarga yang Menyakitinya Saat Bercerai

Ya, Hijra adalah kelompok kaum pria yang merasa dirinya perempuan. Mereka lah gender ketiga di Asia Selatan. Beberapa ada yang menerima mereka dalam kehidupan sosial. Namun, ada juga yang mengusir kelompok ini.

Yang jelas, Hijra telah memiliki sejarah panjang di Asia Selatan. Komunitas kecil ini pun masih bertahan dan tersebar di Bangladesh, India hingga pakistan.

Dalam kacamata Sharmin, Hijra lebnih dari sebuah komunitas bagi para pria berjiwa feminin. Namun, ia sudah seperti sebuah keluarga baru setelah terbuang dari kehidupan di luar.

Hijra pun menjadi rumah yang melindungi, memberi tempat tinggal dan kebutuhan dasar. Termasuk, juga mengorganisir uang hasil kerja mereka untuk kebutuhan harian, atau pun investasi masa depan.

"Termasuk keamanan, perencanaan acara, perjalanan, dan dalam beberapa kasus, membantu mendanai transformasi alat kelamin," tutur Sharmin.

Atas itu, lewat foto personal yang apik, Sharmin pun mengabadikan kehidupan para Hijra yang terbuang. Ia berharap, lewat foto itu akan memberikan perspektif baru ke publik, bahwa saat ini para kaum Hijra begitu terpinggirkan.

"Para Hijra hampir tak mendapat kesempatan memiliki kehidupan normal. Tak bisa sekolah untuk belajar, kuil untuk berdoa, dan tidak diterima bekerja di mana pun. Termasuk, akses hukum dan layanan kesehatan," kata Sharmin.

Bagaimana kehidupan para Hijra ini, simak sejumlah foto karya Sharia Sharmin berikut:

Komunitas Hijra di Asia Selatan

FOTO: Heena (51), anggota komunitas Hijra

Komunitas Hijra di Asia SelatanFOTO: Shumi, 22 tahun (kiri) dan Priya, 26 tahun (kanan), mengaku tak mendapatkan kesempatan lagi untuk pulang ke keluarga mereka/Sharia Sharmin

Komunitas Hijra di Asia SelatanFOTO: Salma (27), mengadopsi seorang bayi laki-laki demi memenuhi keinginannya untuk menjadi seorang ibu/Shahria Sharmin

Komunitas Hijra di Asia SelatanFOTO: Nithi (21), menunggu lelaki pujaan hatinya/Sharia Sharmin

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya