Pembangunan RS Indonesia di Rakhine Libatkan Muslim-Buddha
- Viva.co.id/Dinia Adrianjara
VIVA – Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan, pembangunan rumah sakit di negara bagian Rakhine, Myanmar, dengan mayoritas penduduk etnis muslim Rohingya di Myanmar yang dibiayai Indonesia sudah mulai berjalan. Pembangunan rumah sakit ini diharapkan bisa membantu pengungsi Rohingya dan menyelesaikan konflik bernuansa SARA di sana.
"Dari tahap awalnya, kami membangun pekerjanya adalah orang-orang lokal. Dan kami juga merekrut tenaga kerja itu sengaja secara campur, jadi ada pekerja yang beragam Buddha, Islam, sehingga proses trust building pada communal level dengan sendirinya bisa mencair," kata Retno di Kantor Menko Polhukam, Jakarta, Kamis, 23 November 2017.
Dengan bertemunya para pekerja dengan latar belakang agama berbeda diharapkan bisa meredakan konflik SARA secara bertahap dan memulihkan kondisi di Rohingya dan Myanmar.
"Bisa semakin kuat trust-nya melalui kegiatan ekonomi seperti ini, jadi itu yang saya sampaikan kepada Pak Menko (Wiranto)," ujarnya.
Retno memaparkan, peletakan batu pertama sudah dilakukan pada 19 November 2017 lalu. Fase pertama ini berupa pengerasan lahan untuk pembangunan rumah sakit. Diprediksi, rumah sakit itu bisa rampung dan beroperasi pada tahun depan.
"Sekarang kita masuk untuk membangun fase keduanya yaitu untuk kompak dokter dan nurses. Baru nanti fase ketiga adalah main building dari rumah sakit," ungkap Menlu.
Sebelumnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan, pembangunan rumah sakit yang dilakukan atas bantuan masyarakat Indonesia di Myanmar diharapkan bisa mempersatukan umat Islam dan Buddha di negara itu.
Rumah sakit tersebut rencananya memakan anggaran Rp30 miliar untuk pembangunannya dan merupakan inisiasi Indonesia melalui PMI, Mer-C, WALUBI, serta Tahir Foundation. Rumah sakit tersebut dibangun di daerah Mrauk-U di negara bagian Rakhine yang juga merupakan daerah krisis Rohingya.
Menurut JK, lokasi pembangunan tersebut sengaja di daerah perbatasan antara kawasan dengan penduduk Muslim dan Buddha. Keberadaan rumah sakit diharapkan bisa menjadi tempat berbaur antara warga Muslim dan Buddha yang sama-sama membutuhkan pengobatan.
"Rumah sakit itu antara kampung Islam dan Buddha supaya melayani dua kelompok di situ sehingga mudah-mudahan akan lebih memperbaiki hubungan antara mereka itu," ujar JK di Kantor Wakil Presiden di Jakarta, Selasa 5 September 2017. (ase)