Bantuan Tak Jua Ada, Dua Bayi di Suriah Mati Membeku
- REUTERS/Bassam Khabieh
VIVA – Dua bayi di Provinsi Idlib, Suriah, meninggal dunia dengan tragis karena suhu udara yang dingin ekstrem di tengah kekurangan pasokan kebutuhan dasar keluarganya.
Diketahui, keluarga dua bayi yaitu Wael Tuaima yang berusia 25 hari, dan Yahya Al-Hassoun yang berusia delapan hari, harus meninggalkan provinsi pusat akibat pertempuran antara pasukan rezim Suriah dengan pihak oposisi.
Namun kurangnya bantuan kemanusiaan ke wilayah tersebut mengakibatkan kondisi keluarga itu makin memburuk. Dua bayi yang baru lahir itu harus tewas dengan kondisi cuaca yang membuat mereka hampir membeku.
Kematian dua bayi tersebut terjadi hanya satu hari setelah Wakil Ketua Organisasi Pengungsi Internasional Abdullah Resul Demir mengutip sebuah penelitian UNICEF yang menemukan fakta bahwa delapan dari sepuluh orang di Suriah adalah anak-anak korban perang.
Dilansir Middle East Monitor, Rabu, 22 November 2017, sekitar 1,7 juta anak dilaporkan tinggal di daerah konflik terburuk, sementara sekitar dua juta orang tidak dapat bersekolah.
Meskipun Idlib menjadi zona de-eskalasi sebagaimana ditegakkan oleh Turki, Rusia dan Iran, namun wilayah ini masih kekurangan pasokan kebutuhan dasar. Oleh karena itu ribuan penduduknya yang banyak di antaranya adalah pengungsi dan telah kehilangan tempat tinggal berisiko kelaparan menjelang musim dingin.
Situasi di Idlib juga tercermin di beberapa kota di Suriah lainnya. Sebuah laporan Amnesty yang dirilis pekan lalu menemukan bukti bahwa rezim Suriah menerapkan kebijakan menyerah atau kelaparan kepada kelompok kontra pemerintah di setidaknya empat kota sebagai sebuah strategi tekanan. Hal itu dicap melanggar prinsip kemanusiaan. (ase)