Penulis Buku Budak Seks ISIS Diadvokasi Istri George Clooney
- Splash News/The Sun
VIVA – Kisah penderitaan seorang mantan budak seks ISIS bernama Nadia Murad yang berasal dari suku Yazidi di Irak dituliskan dalam sebuah buku berjudul The Last Girl: My Story of Captivity and My Fight Against the Islamic State. Buku itu kata Murad menjadi bentuk perlawanannya kepada ISIS dan jaringan teroris agar mereka bisa diseret ke ranah hukum.
Dilansir laman The Sun, Murad diculik setelah ibu dan kakak laki-lakinya dibunuh ISIS. Pada usia 21 tahun dia menjadi budak seks ISIS dengan pemilik salah satu pria yang diposisikan sebagai seorang hakim di ISIS atau IS yang bernama Haji Salma.
Dia diculik dari wilayah Desa Kocho di Sinjar. Dia kemudian dibawa ke basis IS di Irak dan Suriah. Murad mengatakan, diperkosa jadi kesehariannya pada saat menjadi budak seks ISIS.
"Memang tak akan mudah untuk menceritakan ini semua. Setiap kali saya membicarakannya maka setiap kali saya teringat dan menyiksa saya," kata Nadia Murad.
Namun dia mengatakan bahwa pemerkosanya dan pemerkosa wanita lain harus diseret dan mempertanggungjawabkan perbuatan keji itu. Murad bahkan mengatakan, dalam sehari dia bisa diperkosa ramai-ramai bahkan hingga pingsan.
Murad akhirnya berhasil melarikan diri pada suatu hari dan memberanikan diri mengetok salah satu pintu rumah penduduk hingga dibantu dibawakan ke kamp pengungsian.
Nadia Murad kemudian diterbangkan ke Jerman dan dia menjadi salah satu duta PBB untuk menyuarakan kebaikan. Murad juga mendapatkan penghargaan dari PBB atas keberaniannya.
Diketahui bahwa wanita berusia 24 tahun itu kini didampingi pengacara HAM, Amal Clooney yang tak lain adalah istri aktor Hollywood tenar, George Clooney. Amal mengatakan, dia sampai menangis mendengarkan penderitaan Murad.
Pengacara di PBB itu mengatakan, dia sangat tertantang memperkarakan ISIS dan anggotanya khusus karena kejahatan seksual dan perbudakan seks yang banyak makan korban selama ini.