Menolak Mundur, Presiden Zimbabwe Dipecat Partainya Sendiri
- REUTERS/Philimon Bulawayo
VIVA – Penolakan Presiden Zimbabwe untuk lengser dari jabatannya terus mengundang reaksi. Para pengurus Zanu-PF, partai yang dikomandani Mugabe, memutuskan memecat pemimpin mereka. Emmerson Mnangagwa, yang dipecat Mugabe dua pekan lalu, dikembalikan sebagai pemimpin partai.
Pemungutan suara dilakukan oleh ratusan pejabat senior partai Zanu-PF di Harare, pada Minggu, 19 November 2017. Pemecatan ini secara signifikan akan melemahkan posisi Mugabe. Presiden Zimbabwe ini menolak mundur setelah militer mengambil alih kekuasaannya pekan lalu, dan demonstrasi besar-besaran dilakukan rakyat Zimbabwe yang menginginkannya meninggalkan kekuasaan.
Parlemen Zimbabwe akan bertemu kembali pada hari Selasa untuk membicarakan kelanjutan keputusan mereka. Para pengurus partai juga menyiapkan opsi untuk memproses ke pengadilan jika Mugabe tetap tak mau menyerah.
Pengurus partai juga mengusir Grace Mugabe, ibu negara yang dianggap sebagai biang pemecah belah publik Zimbabwe. Grace adalah Ketua Bidang Perempuan di partai tersebut.
Diberitakan oleh The Guardian, 19 November 2017, ketika keputusan untuk menyingkirkan Mugabe dari posisi kepala partai dan mengembalikan posisi tersebut kepada Emmerson Mnangagwa, ruangan sontak dipenuhi sorak sorai, nyanyian dan tarian.
Sebanyak 200 orang anggota komite pusat melompat berdiri, sebagian besar diantara mereka meneriakkan yel-yel sambil menyebut Mnangagwa.
"Ini adalah hari yang menentukan kelahiran baru dan perkembangan negara kita," kata Mike Madiro, ketua salah satu cabang partai provinsi yang secara resmi mengumumkan penyikiran Mugabe.
Chris Mutsvangwa, Kepala Asosiasi Veteran perang yang memiliki pengaruh kuat, mengatakan Mugabe kehabisan waktu untuk menegosiasikan kepergiannya. Christ menyarankan Mugabe harus meninggalkan negara itu selagi dia bisa.
"Kami akan melakukan berbagai cara," kata Mutsvangwa. "Dia harus menawar jika ingin keluar dengan bermartabat," ujarnya menegaskan.