Polusi Udara Parah, Delhi Tutup Seluruh Sekolah Dasar
- REUTERS/Cathal McNaughton
VIVA – Kabut polusi yang pekat mulai menyiksa warga Delhi. Pemerintah setempat bahkan memutuskan menutup seluruh Sekolah Dasar di wilayahnya.
Angka polusi di wilayah tersebut dikabarkan sudah mencapai 70x lebih berbahaya dari batas aman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Tingginya angka ini membuat para dokter di Delhi mulai resah dan memperingatkan soal daruratnya kesehatan publik.
Kabut tebal berwarna abu-abu menyelimuti jalanan di ibukota negara yang paling polutif di dunia. Nyaris semua pejalan kaki dan pesepeda menutup wajah mereka dengan masker atau menutup mulut mereka dengan saputangan dan slayer.
Kedubes AS memperlihatkan konsentrasi berada di angkat 2,5 pm -partikel mikroskopik yang sangat berbahaya untuk kesehatan. Angka ini mencapai puncaknya pada Rabu pagi, dimana angka itu 70x lebih banyak dari petunjuk yang diatur oleh WHO selama beberapa lama, sebelum akhirnya pelan-pelan menurun lagi.
"Saat saya datang ke Delhi tahun 1984, udara di seluruh kota sangat bersih. Tapi hari ini, ketika saya meninggalkan rumah pada pukul empat pagi untuk bekerja, saya nyaris tak bisa melihat apa pun," ujar Jeevanad Joshi, seorang penjual teh kaki lima. "Ini bukan lagi kabut, ini adalah asap, dan jelas ini bisa membuat kita semua sakit," ujarnya.
Asosiasi Pekerja Medis India telah mengabarkan kondisi darurat bagi kesehatan publik. Mereka mendesak pemerintah untuk memperhatikan ancaman tersebut. Sementara Otoritas Pengelola Polusi Lingkungan juga memperingatkan bahwa kondisi ini bisa semakin memburuk dalam beberapa hari ke depan.
Ketika kemarahan publik mulai mencapai puncaknya, pemerintah Delhi lalu memberi perintah untuk menutup seluruh Sekolah Dasar pada Rabu, 1 November 2017. "Kami telah memutuskan untuk menutup seluruh Sekolah Dasar dan akan melakukan evaluasi atas kondisi ini dan melihat kemungkinan jika kondisi makin memburuk," ujar Wakil Menteri Pendidikan Manish Sisodia, seperti dikutip dari Arab News, 10 November 2017.
Semua kegiatan di luar ruangan juga telah dilarang di 6.000 sekolah di ibukota karena tingkat polusi tetap pada tingkat yang parah. Kota berpenduduk 20 juta ini sering kali melampaui Beijing sebagai kota paling polutif sedunia.
Sejak tahun 2014, ketika angka WHO menunjukkan tingkat krisis, pihak berwenang di Delhi telah menutup pembangkit listrik untuk sementara dan bereksperimen dengan mengurangi jumlah kendaraan roda empat di jalan raya.
Tapi tindakan sementara itu sejauh ini hanya berpengaruh kecil pada kualitas udara Delhi. Situasi buruk ini biasanya terjadi menjelang permulaan musim dingin karena udara dingin membuat polutan terjebak di darat dan membuat mereka tak bisa menyebar ke atmosfer, sebuah fenomena yang dikenal sebagai inversi.