Kampanye #MeToo Seret Nama Intelektual Islam Terkenal
- Youtube
VIVA – Aksi kampanye #MeToo yang bertujuan mengajak perempuan untuk berani mengungkapkan kasus-kasus pelecehan yang mereka alami membuat dua perempuan Muslim bersuara. Keduanya mengaku pernah diserang secara seksual oleh intelektual Muslim terkenal, Tariq Ramadan.
Nama Tariq Ramadan awalnya tak diungkap secara terbuka oleh korban, Henda Ayari, seorang pegiat feminis sekuler. Ayari dalam sebuah bukunya pernah menceritakan serangan seksual yang ia alami, yang dilakukan oleh "seorang profesor terkenal." Dalam buku itu, Ayari tak menyebutkan identitas lengkap pelaku.
Tapi kampanye #MeToo yang sekarang sedang didengungkan membuat Ayari akhirnya berani mengungkapkan jati diri pelaku. Melalui akun Facebooknnya, Ayari menyebut nama Tariq Ramadan sebagai pelaku. Ramadan adalah seorang intelektual Islam terkenal dan profesor di Universitas Oxford, Inggris.
Dikutip dari BBC, 31 Oktober 2017, Henda Ayari menyebutkan, serangan itu terjadi di sebuah hotel di Paris pada tahun 2012. "Dia benar-benar menerkam saya, tak ubahnya seekor binatang buas," tuturnya. Ayari mengaku saat itu masuk ke kamar hotel Ramadan untuk berdiskusi tentang Islam. "Saat itu saya sangat mengaguminya," ujar Ayari.
Korban kedua adalah seorang perempuan yang baru masuk Islam. Ia mengaku diperkosa oleh Tariq Ramadan di sebuah hotel di Lyon, Prancis, pada tahun 2009.
Kedua tuduhan itu dibantah Ramadan. Ia mengatakan, kedua tuduhan tersebut adalah kampanye fitnah yang telah dirancang oleh lawan-lawan politiknya. Ia juga mengancam akan menggugat balik Ayari dan satu perempuan yang tak disebutkan identitasnya itu. Meski Ramadan membantah, pihak berwenang tetap melakukan penyelidikan atas kasus yang dilaporkan kedua perempuan itu.
Tariq Ramadan adalah intelektual Muslim yang cukup berpengaruh. Ia adalah cucu Hassan al-Banna, pendiri kelompok radikal Ikhwanul Muslimin. Hassan tewas dibunuh oleh aparat Mesir. Meski keturunan langsung al Banna, namun Tariq dikenal sebagai penentang kelompok Islam fundamentalis.
Ramadan adalah warga negara Swiss. Sejak tahun 2009 ia menjadi profesor studi Islam kontemporer di St Antony's College, Oxford. Ia juga pernah menjabat sebagai anggota tim penasihat Kementerian Luar Negeri Inggris untuk kebebasan beragama. (mus)