Menhan AS akan Investigasi Penolakan Panglima TNI
- Reuters/Yuri Gripas
VIVA – Atas insiden penolakan Customs and Border Protection Amerika Serikat terhadap Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Menteri Pertahanan AS James Mattis disebutkan sempat minta maaf. Permintaan maaf itu disampaikan Mattis saat bertemu dengan Menteri Pertahanan Rymizard Ryacudu beberapa waktu lalu.
"Dia minta maaf ke Menhan Rymizard," kata Analisis Intelijen Marsda TNI (Purn) Prayitno Ramelan kepada tvOne, Kamis 26 Oktober 2017.
Bahkan Mattis disebutkan berjanji akan melakukan investigasi atas kasus ini. Diakui Prayitno bahwa memang sekalipun berbagai instansi di AS sudah minta maaf bahkan pihak Homeland Security mengatakan masalah ini dianggap selesai namun belum akan selesai bagi Indonesia hingga AS memberikan alasan yang tepat. Bukan sekadar menyatakan adanya alasan kesalahan administrasi atau miskoordinasi.
Dia menilai, patut diduga bahwa letak masalah juga terjadi saat pemberian data dari Badan Keamanan Nasional AS atau NSA kepada US Customs and Border Protection, apakah memang nama Gatot sengaja diberikan atau ada yang diam-diam memberikan nama Panglima TNI untuk maksud tertentu.
"Menhan AS minta maaf dan semua minta maaf tapi apa selesai permasalahan? Enggak," kata dia lagi.
Menurutnya, Indonesia adalah mitra penting AS di Asia. Hal itu juga pernah diungkapkan oleh mantan Presiden AS Barrack Obama. Oleh karena itu, AS selayaknya akan sangat berhati-hati memperlakukan Indonesia apalagi untuk seorang Panglima TNI.
"Ini enggak akan selesai kecuali seperti yang disampaikan Menhan Mattis, dia mengatakan akan berbicara dengan departemen lain. Kalau hanya normatif tidak akan selesai," kata dia.